Tiba-tiba saya kepingin sekali menulis teman. Di pikiran saya tiba-tiba terlintas pikiran itu. Pikiran itu pun tidak segera saya eksekusi. Saya sengaja mengeraminya beberapa hari. Saya ingin menguji, apakah itu ide menarek untuk ditulis. Kalau itu menarek, apakah saya memang siap untuk menulisnya ?. Beberapa hari setelah pikiran itu muncul, ia tidak mau beranjak dari benak saya. Itu pertanda, ide itu tidak buruk untuk dicoba.
Saya memang biasa menguji ide saya dengan cara begitu. Kalau ada ide manerek untuk ditulis, biasanya saya simpan beberapa hari. Selain untu menguji ide itu, saya memiliki kesempatan untuk mengumpulkan bahan, argumentasi dan menemukan sudut pandang yang nanti akan saya tonjolkan. Kalau langsung ditulis, tidak jauh bedanya dengan status-status dimedia sosial yang ditulis ketika pikiran itu terlintas dibenak kita. Tulisan seperti itu memang dibuat cepat tapi terkesan instan. Cuman kelemahannya, saya menjadi lambat untuk menulisnya.
Ada beberapa teman yang sudah saya list namanya untuk saya tulis dan akan saya publikasikan diblog saya. Teman-teman yang akan saya tulis itu tentu memiliki keunikan, hoby, aktivitas dan profesi yang berbeda-beda. Secara diam-diam mereka memiliki mimpi, obsesi dan prestasi yang berarti bagi diri dan keluarganya. Teman itu bisa dikatakan tidak semuanya dekat dengan saya. Ada yang sering ketemu, ada juga yang tidak.
Dari sana saya ingin menggali sisi menarek dari seorang teman. Walau kita sudah lama berteman, kita sering kali tidak tahu sisi menarek dan unik seorang teman. Apa lagi itu sudah bentuk ketika kita belum berteman. Setiap orang juga pasti mengalami perubahan, perkembangan dan kemajuan dalam hidup ini. Kalau itu terjadi ketika kita sering bertemu kita mungkin akan otomatis tahu tapi kalau jarang bertemu maka kita akan ketinggalan informasi akan teman itu.
Untuk bisa menggali hal-hal unik seorang teman perlu wawancara dan mendengarkan cerita mereka. Saya harus menjadi pendengar dan penonton yang baik. Setelah itu sisi mana yang akan menarek untuk ditonjolkan. Dan saya ingin menulisnya dalam perspektif positifistiv bukan membagi hal-hal negatif. Walau begitu saya tidak bermaksud untuk ‘memuja’ kelebihan mereka. Minimal saya dan pembaca dapat memetik inispirasi dan pelajaran dari mereka.
Menurut saya selama ini kita memang sering cuek saja terhadap kelebihan seorang teman. Kita lupa mengapresiasi walau itu dengan sepotong kalimat. Hal itu bukan semata kita tidak suka atau tidak mendukung tapi karena lingkungan kita memang kurang membiasakan diri kita untuk memberikan apresiasi kepada orang lain termasuk teman. Moga genre menulis saya ini membuat saya bisa belajar lebih banyak dan memetik hal–hal positif dari seorang teman.
Seruni, 26 Juni 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H