Kita sering tidak sadar ketika menulis sering melakukan tindakan yang sebenarnya bisa menghambat kita dalam menulis. bukan hanya menghambat tapi juga berpotensi menyebabkan kita putus asa untuk belajar menulis.
Pada level itu orang mudah mencap diri sebagai orang yang bodoh, tidak cerdas dan tidak memiliki bakat serta kemampuan dalam menulis. Pada hal menulis bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja.
Ini lah kondisi yang membahayakan bagi masa depan kepenulisan kita.Untuk itu ada baiknya kita mulai tahu dan menyadari apa yang kita lakukan itu ternyata keliru serta tidak mendukung produktivitas kita dalam menulis.
Ibaratnya ingin meminum madu malah yang kita ambil adalah racun. Kira-kira gambaran sederhananya begitu. Makanya larangan-larangan itu perlu diketahui oleh kita termasuk para penulis pemula.
Pengalaman saya menulis selama ini nyambung dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Munawar Aziz - trainer, motivator dan penulis yang mendirikan Best Practice Jakarta.Hal itu juga disampaikan dalam Workshop Penulisan Buku pada Sabtu-Minggu, 5-6 Januari 2013 di Hotel Surya, Tete Batu, Lombok Timur.
PERTAMA, dilarang membaca tulisan yang telah ditulis. Ketika menulis jangan membaca tulisan yang telah ditulis. Habiskan tulisan anda jangan membaca ulangnya, apa lagi ketika masih menulis. Habiskan semua yang ingin ditulis, jangan disisakan sedikitpun.
KEDUA, dilarang mengedit sambil menulis. Kita juga sering tidak sadar sering menulis sambil mengedit. Pada hal menulis sama mengedit itu dua pekerjaan yang berbeda. Bayarannya pun berbeda.
Kita sering tergoda melakukan dua pekerjaan secara bersamaan pada hal itulah yang sering membuat kita tidak focus –termasuk dalam menulis. kalau bisa hal ini bisa dihindari.
KETIGA, dilarang berhenti saat menulis. Tulis terus apa yang anda pikirkan, sampai benar-benar habis dan tumpahkan apa yang anda pikirkan serta apa yang ada dalam benak anda.
Ibarat berjalan, jangan berhenti atau menoleh kebelakang. Kalau menoleh kebelakang bisa jadi anda tergoda melihat berbagai hal yang anda lihat dijalan. Fokuslah ketujuan yang ingin anda kunjungi.
Begitu juga ketika menulis –menulis terus tanpa henti. Bila perlu buat tenggat waktu sekian menit, sekian jam kita akan menyelesaikan sekian halaman atau sekian bab dari tulisan kita.
KEEMPAT, dilarang berpikir kalau sedang menulis. Ketika menulis, ya menulislah jangan terlalu lama berpikir. Kalau menulis sambil berpikir, waktu dan energi kita bisa habis untuk berpikir bukannya menulis.
Berpikir boleh kita lakukan sebelum menulis, setelah mulai ya menulis terus sampai benar-benar habis apa yang ingin kita sampaikan. Sekali lagi sampai tidak ada yang tersisa. Kiatnya, jangan berpikir kalau menulis.
Saya menganjurkan hal ini supaya anda cepat bergerak untuk menulis apa yang ingin anda tulis. Bukan memikirkan lagi apa yang ingin kita tulis. Dan memikirkan apa yang kita ingin tulis saja sering memakan waktu lama.
Bukankah apa yang kita pikirkan terus datang dan silih bergenti. Kalau tidak segera kita keluarkan, ia bisa menumpuk, membeku dan membusuk dalam pikiran kita. Saya yakin, tanpa berpikirpun anda bisa menceritakan segudang pengalaman hidup yang pernah anda alami dalam hidup anda.
Saya berharap dengan mengetahui empat larangan diatas kita semakin gairah dan produktif dalam menulis. Bukan hanya menulis tentang diri kita tapi juga hal-hal lain diluar diri kita. Kalau ini bisa kita lakukan, Insya Allah menulis akan lebih mudah dan mengasyikkan.
Tete Batu, 5 Januari 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H