Mohon tunggu...
Dede Jalaludin
Dede Jalaludin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang penyuka sastra dan aktif dalam menulis karya sastra berupa syair-syair puisi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jakarta ke "Banjiran"

10 Februari 2015   19:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:29 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

musim penghujan memang dianggap suatu keberkahan bagi para pedagang kopi, teh hangat, ojeg payung, jas hujan, dan ojeg gerobak. perlu disadari atau tidak, itu adalah suatu rizqki Tuhan di musim penghujan. lantas kenapa perlu khawatir saat musim penghujan tiba? bagi ibukota sudah tidak perlu ditanya lagi jika musim penghujan datang. karena setiap kali musim penghujan tiba hampir dipastikan akan mengalami banjir. menurut berita yang saya pantau dari tv swasta dimana sekarang banjir kali ini semakin parah dikarenakan beberapa daerah yang dulu tidak menjadi langganan banjir, kini terkena banjir juga. dari pergantian estapet pergantian pemerintahan DKI Jakarta belum ada yang mampu mengatasi kemacetan, banjir, dan transpotrasi yang layak.

sehingga ini menjadi tugas pemerintah DKI Jakarta dan warga yang tinggal di Jakarta. bagaimana tidak, kepedulian pemerintah dan warganya masih minim. tentang kesadaran lingkungan. sungai-sungai yang entah bentuk warna airnya, kemacetan dimana-mana dan angkutan yang nyaman, aman dan murah begitu sulit di dapatkan di Jakarta.

perlu perjuangan untuk hidup tinggal di Jakarta, selain ketika musim panas (kemarau) penuh dengan kemacetan dan musim penghujan penuh dengan luapan air, pengungsi, dan kemacetan.

perlu adanya ruang hijau bukan hijau untuk dijadikan gedung-gedung pencakar langit. tapi ruang resapan air sehingga air hujan bisa langsung terserap. selain itu juga, harus ada ketegasan pemerintah dalam memberikan pembangunan yang tidak sesuai dan mengambil lahan resapan air. Jakarta ke Banjiran Rizqi bagi para ojeg gerobak, ojeg payung, dan pedangan minuman hangat. dan waspada kepada pencari keunttungan ditengah musibah banjir ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun