Bencana asap beberapa waktu lalu yang melanda Sumatera dan Kalimantan apa kabarnya, kenapa kini beberapa media mulai beralih untuk mengabarkan isu pergantian musim (pancaroba) di beberapa daerah di Indonesia. Perlu disadari bencana kemarau seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah agar tidak kalang kabut ketika bencana kebakaran yang melanda hutan di Sumatera dan Kalimantan tidak terulang kembali. Menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat karena kasus kebakaran di tidak ditangani secara serius. Hal ini terbukti saat pemerintah memberikan statement adanya perusahaan yang melakukan pembakaran terhadap lahan gabut yang menyebabkan kebakaran meluas hingga mengakibatkan asap pekat menyelimuti sebagaian wilayah sumatera, kalimantan dan negara tetangga.
Bencana asap ini menarik simpati masyarakat Indonesia dan negara lain untuk memadamkan kebakaran dan menjadi relawan tanggap bencana sehingga muncul gerakan #MelawanAsap sebagai bentuk perlawanan terhadap Asap ataukah terhadap ulah peruahaan/individu yang melakukan pembakaran. beberapa instansi pemerintah, swasta dan lainnya ikut merasakan akibat bencana tersebut. bentuk kepedulian mereka dilakukan dengan melakukan aksi solidaritas dengan mengumpulkan dana dan mengadakan doa bersama dengan melakukan sholat istisqo (sholat meminta hujan).
Doa yang dilakukan sebagian warga pun dikabulkan Tuhan dengan turunnya hujan di Sumatera dan Kalimantan meskipun insentitas hujan sedikit. Namun, hujan tersebut sangat berpengaruh dengan berkurangnya asap pekat yang menyelimuti Sumatera dan Kalimantan. Perubahan musim ini patut disyukuri karena hujan bisa membasahi tanah yang kering, memadamkan kebakaran di Sumatera dan Kalimantan begitu juga bencana kekurangan air yang melanda wilayah Cibarusah-Bekasi.
Melalui momentum hari pahlawan ini kita harus membuka mata kepada mereka yang rela berkorban untuk memadamkan api kebakaran hutan. Karena tanpa mereka entah apa jadinya kebakaran dan asap yang menyelimuti Sumatera dan Kalimantan. Perlu ada penyematan kepada mereka karena rela berkorban dalam menghadapi api. Selain itu, penyapu di jalan raya pun adalah seorang pahlawan karena mereka setiap hari harus membersihkan sampah yang berserakan di jalan. Namanya pahlawan dulu melawan penjajah bangsa ini. Namun, saat ini melawan bangsa sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H