Mohon tunggu...
Dede Jalaludin
Dede Jalaludin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang penyuka sastra dan aktif dalam menulis karya sastra berupa syair-syair puisi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jogjakarta (Nyaman)kah Bagi Pengguna Sepeda?

20 Oktober 2014   18:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:22 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jogjakarta merupakan kota yang ramah dan memberikan ruang kepada pengguna sepeda. Hal itu, terbukti masih banyak pengguna sepeda di tengah hiruk pikuk keramian jalanan di kota Jogjakarta. Jika kita lihat, bagaimana setiap hari libur banyak komunitas pencinta sepeda berkumpul dan ngebeat bareng untuk mensosialisasikan “Jogja kota ramah bersepeda” dengan mengitari sudut-sudut kota Jogjakarta. Karena dengan bersepeda menciptakan hidup sehat dan mengurangi kemacetan kota Jogjakarta. Namun, hal itu tidak di barengi dengan dimasukannyadalam program pemerintah kota Jogjakarta yang memberikan suatu agenda khusus semisal “minggu tanpa kendaraan bermotor” memang program ini sedikit sulit untuk diterapkan. Akan tetapi, jika program minggu tanpa kendaraan bermotor ini berhasil. Maka, Jogjakarta menjadi kota pertama di Indonesia yang sukses membuat gebrakan baru di dalam menciptakan lingkungan sehat. Dan memberikan kenyamanan di ruang-ruang publik setidaknya mengurangi asap polusi dari kendaraan dan bisa menjadi kota yang hemat akan BBM.

Apabila dilihat dari keseriusan pemerintah Jogjakarta untuk mengajak masyarakat bersepeda sudah cukup bagus. Diantaranya pada tanggal 28 September 2014 lalu yang di selenggarakan oleh TNI dalam menyambut HUT TNI Ke-69 mengadakan “sepeda bareng dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X” . Ini terbukti menarik banyak minat masyarakat. Untuk itu perlu adanya tindak lanjut untuk menjadikan Jogjakarta kembali nyaman bagi para pecinta sepeda.

Apabila di hitung bagaimana semakin meningkatnya populasi pengendara kendaraan bermotor di banding dengan jumlah populasi pengguna sepeda. Ini membuktikan masih kurangnya peran pemerintah kota Jogjakarta dalam memberikan ruang yang nyaman bagi pesepeda, di tambah lahan parkir sepeda yang sangat minim. Sehingga adanya kekhawatiran untuk memparkirkan sepeda ditempat umum. Maka disinilah harus peran pemerintah dalam membuat kenyaman pesepeda yang mesti di perhatikan.

Tentunya harus ada keinginan dari masyarakat itu sendiri bagaimana di kawasan tempat tinggalnya menjadi agen pengawal sebagai penggegas gerakan hari sepeda bersama. Sehingga nantinya muncul daerah-daerah lain untuk meniru gerakan ini. Jika dilihat dari kota lain semisal walikota Bandung membuat tidak lelah-lelahnya mensosialisasikan program “hari jum’at sepeda”. Sebagai seorang walikota Ridwan Kamil memberikan panutan dahulu sehingga bisa memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa calon kepemimpinan yang memiliki program bagus dan menjadi contoh adalah sebuah bukti peran pemerintah kota tidak setengah-setengah dalam menjalankan programnya.

Di Bali dengan hari raya Nyepinya adalah salah kesuksesan untuk mengurangi kemacetan dan pengehematan BBM, karena di hari raya umat Hindu Bali melarang masyarakatnya untuk beraktivitas yang tidak ada manfaatnya.

Mari kita jadikan kota Jogjakarta sehari tanpa asap kendaraan dan hemat BBM dengan gerakan sehari tanpa kendaraan bermotor, sehingga Jogjakarta benar-benar nyaman dari asap kendaraan dan bebas dari kemacetan yang di sebabkan semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor. Karena ini menjadi keinginan bagi kita untuk Jogjakarta yang diharapkan semakin nyaman dan orang-orang yang berlibur di kota Jogjakarta semakin meningkat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun