Mohon tunggu...
M. Jalaluddin Jabbar
M. Jalaluddin Jabbar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Nama : M. Jalaluddin Jabbar\r\nAlamat : Jl.Seruni 022 Kota Selong Lombok Timur NTB

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perbandingan Pergerakan Mahasiswa Dulu dan Masa Kini

27 April 2012   21:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:01 4701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Marilah sejenak kita kembali mereview ingatan kita pada aksi mahasiswa di era `98 yang mampu bersama-sama dengan berbagai elemen masyarakat : Buruh,Tani secara bersama-sama menggulingkan resim pemerintah orde baru yang telah lama berkuasa selama 31 tahun, hal tersebut terjadi karena beberapa hal diantaranya yaitu :

Presiden Soeharto dinilai memulai penekanan terhadap suku Tionghoa, melarang penggunaan tulisan Tionghoa tertulis di berbagai material tertulis, dan menutup organisasi Tionghoa karena tuduhan simpati mereka terhadap komunis. Walaupun begitu, Soeharto terlibat persahabatan yang akrab dengan Lee Kuan Yew yang pernah manjadi Perdana Menteri Singapura yang beretnis Tionghoa.

Pada 1970 Soeharto melarang protes pelajar setelah demonstrasi yang meluas melawan korupsi. Sebuah komisi menemukan bahwa korupsi sangat umum. Soeharto menyetujui hanya dua kasus dan kemudian menutup komisi tersebut. Korupsi kemudian menjadi sebuah endemik.
Dia memerintah melalui kontrol militer dan penyensoran media. Dia menguasai finansial dengan memberikan transaksi mudah dan monopoli kepada saudara-saudaranya, termasuk enam anaknya. Dia juga terus memainkan faksi berlainan di militer melawan satu sama lain, dimulai dengan mendukung kelompok nasionalis dan kemudian mendukung unsur Islam.
Pada 1973 dia memenangkan jangka lima-tahun berikutnya melalui pemilihan "electoral college". dan juga terpilih kembali pada1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Soeharto mengubah UU Pemilu dengan mengizinkan hanya tiga partai yang boleh mengikuti pemilihan, termasuk partainya sendiri, Golkar. Oleh karena itu semua partai Islam yang ada diharuskan bergabung menjadi Partai Persatuan Pembangunan, sementara partai-partai non-Islam (Katolik dan Protestan) serta partai-partai nasionalis digabungkan menjadi Partai Demokrasi Indonesia.
Pada 1975, dengan persetujuan bahkan permintaan Amerika Serikat dan Australia, ia memerintahkan pasukan Indonesia untuk memasuki bekas koloni Portugal Timor Timur setelah Portugal mundur dan gerakan Fretilin memegang kuasa yang menimbulkan kekacauan di masyarakat Timor Timur Sendiri, serta kekhawatiran Amerika Serikat atas tidakan Fretilin yang menurutnya mengundang campur tangan Uni Soviet. Kemudian pemerintahan pro integrasi dipasang oleh Indonesia meminta wilayah tersebut berintegrasi dengan Indonesia. Pada 15 Juli 1976 Timor Timur menjadi provinsi Timor Timur sampai wilayah tersebut dialihkan ke administrasi PBB pada 1999.
Dan dengan berbagai alasan yang kebanyakan hanya menguntungkan diri pribadi dan keluarga dekatnya, berdasarkan alasan-alasan itulah Aktivis mahasiswa pada saat itu berhasil mendapatkan simpati masyarakat Indonesia sehingga mampu menggulingkan pemerintahan rezim Soeharto, walaupun tekanan yang bertubi-tubi yang dihadapi Aktivis Mahasiswa mereka tetap gentar melawan tirani pemerintah rezim Orba, karena memang pada saat itu mahasiswa secara murni memperjuangkan hak-hak rakyat dan melawan ketidak adilan di negeri ini, tanpa ada unsur politik yang menunggangi mereka, sehinnga Mahasiswa terkenal memiliki sifat independensi yang kental dan terkenal dengan sebutan Agent Of Change.
Saat ini (2012) rencananya pemerintah akan menaikkan harga BBM dimulai pada awal April mendatang, menuai protes dari kalangan Mahasiswa dan menggalang massa untuk aksi besar-besaran. Pada umumnya seperti yang kita ketahui aksi protes yang dilakukan mahasiswa cenderung tidak produktif dan tidak menggunakan intelektualitasnya didalam menyikapi berbagai kebijakan pemerintah, diantara mereka  banyak melakukan aksi-aksi pengrusakan fasilitas umum yang akan merugikan masyarakat, diantara mereka ada yang menyegel SPBU, memblokir jalan, merusak lampu trafic Light dan lain sebagainya yang sebagai kaum akademis tidak sepantasnya untuk dilakukan. Alhasil,tak jarang kita menemui di setiap aksi mahasiswa akan berbuah bentrokan dengan aparat keamanan. Yang terjadi kemudian adalah mahasiswa menyalahkan aparat yang cenderung “resesif”,sementara aparat menyalahkan mahasiswa yang cenderung “anarkis”.
Memang kejadian brutal mahasiswa disaat melakukan aksi sangat disayangkan, sebagai kalangan yang setiap harinya berkecimpung di dunia akademis seharusnya menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan terlebih lagi harus lebih meneliti dan kritis didalam menyikapi setiap kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah, yang terjadi selama ini mayoritas dari peserta aksi tidak mengetahui esensi dan urgensi yang harus diperjuangkan. Padahal, hal tersebut yang menjadi dasar kita melaksanakan aksi.
Melihat kenyataan yang ada, telah terjadi sedikit perbedaan antara tertangkapnya aktivis mahasiswa di era lalu dengan era sekarang. Di era yang lalu (66 dan 98), aktivis mahasiswa ditangkap dan dipenjara karena “ideologis dan pemikiran” mereka yang berseberangan dengan pemerintah. Sehingga di masa tersebut mahasiswa dianggap sebagai Agent Of Change dan kental nuansa Independen. Pada era tersebut, mahasiswa berhasil meraih simpati masyarakat.
Ironisnya, di era sekarang aktivis mahasiswa ditangkap karena “tindakan” mereka yang cenderung membuat kerusakan dan mengganggu ketertiban umum, sehingga banyak masyarakat yang menilainya sebagai tindakan anarkis. Aktivis mahasiswa dipandang sinis oleh sebagian besar masyarakat, karena lebih kental aroma “politis” dibandingkan “sifat kritis”. Bahkan dibeberapa elemen gerakan mahasiswa telah “ditunggangi” oleh kepentingan politisi, untuk menyerang lawan-lawan politiknya
Mahasiswa harus kembali ke jati dirinya
Sebagai insan akademis haruslah memiliki intelektualitas pada dirinya,hal inilah yang menjadi cermin bahwa mahasiswa itu sebagai akademisi yang memiliki idealis dan intelektualitas yang tinggi serta berbudi luhur, sehingga masyarakat memiliki kepercayaan atas perjuangan mahasiswa yang mengatas namakan rakyat.
Aksi Mahasiswa adalah sebuah amanat dari rakyat kepada mahasiswa sebagai kaum intelektual yang selalu mengkaji dan bergelut dengan ilmu pengetahuan, jangan sampai kepercayaan rakyat kepada mahasiswa pudar karena ulah kita sendiri.
Ingatlah wahai saudaraku aktivis Mahasiswa !!!
Berjuanglah atas nama rakyat karena Alloh SWT, jangan sampai perjuangan ini ternodai dengan hasutan atau malah ditunggangi oleh golongan/kelompok tertentu.
Ditulis Oleh:
M. Jalaluddin Jabbar
(Ketua Lembaga Dakwah Kampus Univ.Merdeka Malang 2011/2012)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun