Mahasiswa dengan siswa memiliki perbedaan yang signifikan. Bukan hanya sekadar adanya kata maha dalam kata mahasiswa yang berarti sangat; amat; teramat (menurut KBBI). Namun, kata maha inilah yang menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki posisi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa. Posisi tersebut tentu turut mengundang tanggung jawab dan beban yang lebih dibanding dengan siswa.
Tanggung jawab dan beban tersebut pula dibarengi oleh kemandirian. Dalam hal ini, dosen tidak lagi membawa dan memberikan materi kepada mahasiswa sebagaimana guru-guru di bangku sekolah. Di bangku perkuliahan, mahasiswa mencari referensi yang kemudian disusun menjadi makalah lalu dipresentasikan dan didiskusikan bersama-sama di kelas. Sementara itu, dosen akan membenarkan atau menjelaskan kembali apabila ada kekeliruan dan kekurangan dalam materi yang dipresentasikan oleh mahasiswa.
Dengan demikian, mahasiswa dapat dikatakan sudah bersahabat baik dengan makalah dan presentasi. Sebab, hampir setiap mata kuliah menjadikan makalah sebagai tugas kelompok yang dipresentasikan di setiap pekan pertemuan. Hal ini pula sebagai upaya agar mahasiswa dapat aktif berdiskusi di kelas, alih-alih hanya duduk diam dan menahan kantuk saat dosen menjelaskan.
Presentasi tidak hanya untuk memaparkan hasil kerja kelompok, tetapi juga sebagai media diskusi untuk mencapai pemahaman mengenai materi yang sedang dibahas. Oleh karena itu, presentasi di setiap pekan pertemuan menjadi sesuatu yang krusial bagi mahasiswa. Namun, tidak sedikit mahasiswa yang melakukan kesalahan dalam presentasi.
Memang tidak ada aturan yang tertulis secara gamblang atau himbauan dari dosen mengenai presentasi yang baik dan benar. Namun, bukan berarti mahasiswa harus terus terjebak dalam kesalahan dengan alasan tersebut.
Di bawah ini, terdapat lima aturan yang sebaiknya ditaati dalam presentasi agar sama-sama menguntungkan, baik mahasiswa sebagai presentator maupun mahasiswa sebagai audiens.
1. PPT Seharusnya Berisikan Poin-Poin Penting Saja
PPT adalah singkatan dari power point yang artinya PPT hanya berisikan poin-poin penting dari makalah yang telah di susun. Namun, masih banyak mahasiswa yang membuat PPT berisikan teks penuh. Hal itu menjadi kesalahan yang paling umum ditemukan dalam presentasi mahasiswa.
Pembuatan PPT model begitu memang lebih mudah. Toh, tinggal salin dari makalah yang telah disusun sebelumnya. Syukur-syukur kalau teks yang disalin berbobot. Kalau tidak berbobot, audiens malah tidak tertarik dengan presentasi.
Sebenarnya tidak perlu desain dan animasi yang unik untuk mengatakan bahwa PPT itu sudah bagus. Cukup sesuai definisi awal dari PPT saja, yaitu berisikan poin-poin penting saja. Sesederhana itu sebenarnya.
2. Menjelaskan Materi, Bukan Membaca Teks
Mahasiswa yang bertugas sebagai presentator masih banyak sekali yang membaca teks, alih-alih menjelaskan materi. Hal tersebut membuat presentator seolah-olah tidak menghargai audiens karena lebih berfokus membaca teks di smartphone atau di PPT yang berisikan teks penuh.
Sebenarnya tidak salah kalau sesekali membaca teks, bagaimana pun mahasiswa juga adalah manusia yang daya ingatnya kadang tidak kuat. Namun, bukan presentasi namanya kalau baca teks terus. Apalagi kalau PPT-nya berisi teks penuh dan pembawaan presentasinya seolah-olah baca koran yang terkesan datar. Aduh, audiens bisa-bisa semakin sulit memahami materi yang dipresentasikan