Mohon tunggu...
Daniella Jaladara
Daniella Jaladara Mohon Tunggu... -

aku

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Aisah: Guru Madrasah Penderita Tibrum yang Tak Pernah Mendapat Santunan

11 Desember 2011   03:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:32 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ni Aisah dan Ibunya

Nama asli Aisah adalah Yoyoh Tarwiyah, tetapi karena “ririwit” atau dalam bahasa Indonesia disebut penyakitan, maka dia mengganti namanya dengan Aisah. Dia lahir dari rahim seorang ibu yang bernama Tarsih pada 5 Oktober 1977 yang menderita sakit “tibrum”. Pada mulanya, Uyut Tarsih, demikian neneknya yang kini berusia 65 tahun itu biasa dipanggil, pada usia 30 tahun menderita penyakit berupa benjolan di pinggang sebesar kepalan tangan. Uyut yang pada waktu itu sudah menikah dengan Muhtar Suhadma, penjaga sebuah sekolah dasar, memutuskan untuk operasi di sebuah RSU di daerah Tasikmalaya. Dana operasi sebagian ditanggung oleh ASKES, sehingga Uyut Tarsih “hanya” mengeluarkan uang sebesar Rp. 30.000,- yang pada kurun tahun 1976 mungkin nilainya setara dengan 3 juta atau bahkan lebih nilai uang masa sekarang.

Awalnya dia mengira bahwa operasi itu berhasil, tetapi nyatanya tidak terbukti.

Setahun setelah operasi, tubuh Uyut Tarsih dipenuhi dengan daging-daging kecil yang tumbuh, menempel dan membesar memenuhi sekujur tubuhnya. Bersamaan dengan itu, Yoyoh Tarwiyah terlahir. Dia lahir dengan selamat dan sehat, tetapi ada segaris tanda hitam menempel di ujung bibirnya sebelah kanan, semacam tanda lahir. Uyut Tarsih tidak mengira, ternyata tanda hitam itu adalah penanda bahwa penyakit yang dideritanya itu menurun kepada anaknya.

Ni Ai kecil tumbuh sehat dan ceria seperti anak-anak pada umumnya. Barulah pada usia 9-10 tahun tanda hitam di ujung bibirnya mulai membesar dan membentuk semacam daging tumbuh. Karena Uyut Suhadma sudah meninggal, maka Uyut Tarsih hanya tinggal berdua dengan Ni Ai anaknya dan menggantungkan hidup dengan mengandalkan uang pensiun yang jumlahnya tak seberapa, yang merupakan peninggalan almarhum suaminya yang sudah mengabdi sebagai penjaga sekolah lebih dari 30 tahun, maka dia tak bisa mengobati Ni Ai kecil. Dia ingin sekali mengobati dirinya sekaligus anaknya.

“Pernah suatu hari kami ke dokter. Dokter itu menyarankan kami pergi ke rumah sakit untuk operasi plastik. Tapi, boro-boro untuk operasi plastik yang biayanya besar tak pernah terbayang oleh kami, bisa makan sehari-hari saja kami sudah bersyukur. Kami hanya pasrah,” ujar Uyut Tarsih getir.

Ni Ai mengatakan bahwa dia bersama ibunya tak pernah lagi pergi ke dokter. Selain karena biaya berobat yang mahal, juga paling-paling dokter akan selalu menyarankan untuk operasi plastik. Padahal Ni Ai dan ibunya sudah bilang ke dokter itu kalau mereka tak punya uang. Dia menyayangkan ketidakmampuan dirinya untuk membayar biaya berobat, padahal keinginannya untuk sembuh dan normal seperti orang kebanyakan sangatlah besar. Terlebih saat ini tubuhnya sudah hampir sama dengan ibunya, dipenuhi daging-daging kecil yang tumbuh di sana sini.

“Sampai saat ini belum ada satu dokter atau satu lembaga pun yang memberikan bantuan untuk kami. Makanya, Uyut hanya mampu mengobati Ni Ai dengan obat-obatan dari daun-daun herbal yang tak perlu dibeli. Tapi sudah ribuan ramuan kami coba, tak satu pun yang membuahkan hasil.” Uyut Tarsih menjelaskan.

Aku dan Ni Aisah bersama murid-murid Sirojul Huda

Akan tetapi semua cobaan dan keadaan ini tak menyurutkan niat Ni Ai untuk mengabdi kepada masyarakat. Dia sudah lebih dari 15 tahun mengabdi pada sebuah madrasah kecil bernama “Sirojul Huda” yang terletak di Dusun Cikadu, sebuah dusun kecil di pelosok kabupaten Ciamis. Di sekolah madrasah inilah Ni Ai mengajar anak-anak mengaji. Pengabdiannya ini pun bersifat sukarela, dia tidak mendapatkan gaji sepeser pun. Dia yakin, kelak Allah akan memberikan hadiah yang indah di surga-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun