Mohon tunggu...
Daniella Jaladara
Daniella Jaladara Mohon Tunggu... -

aku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jaladara, Duta “Sastra BMI” di Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2011

5 September 2011   02:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita Indonesia, Juli 2011

Sastra Buruh Migran Indonesia atau Sastra BMI berkesempatan mendapat apresiasi dari kalangan sastrawan, ahli sastra, dan penikmat sastra Tanah Air dan internasional. Kesempatan tersebut diperoleh setelah salah seorang penulis dari kalangan BMI Hong Kong, yakni Jaladara, berhasil masuk dalam deretan nama penulis yang menjadi pemenang Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2011.

Jaladara (nama aslinya Aulia Nurul Adzkia) berhasil menjadi pemenang lewat cerpennya berjudul Surat Berdarah untuk Bapak Presiden. Atas keberhasilan itu, selain Jaladara diundang sebagai peserta UWRF) 2011 yang akan diselenggarakan di Ubud, Bali, pada 4-9 Oktober 2011 mendatang, kar­yanya juga akan dibukukan bersama karya sejumlah pemenang UWRF lain. Setiap karya dalam buku tersebut akan disajikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Keberhasilan mojang kelahiran 2 Mei 1987 itu tampil di festival sastra bergengsi sekelas UWRF juga sekaligus membuktikan bahwa karya sastra karya BMI Hong Kong tidak saja memiliki nilai sastra, tetapi juga telah mampu “berbicara” secara kualitas literer.

Kepada Berita Indonesia, Jaladara yang juga alumnus St.Mary’s University, Hong Kong, itu mengungkapkan rasa syukurnya atas hasil tersebut. “Ini kesempatan emas buat memperkenalkan sastra BMI, Mas,” ungkap penulis antologi cerpen Un Dan’s L’Eternite dan Senja di Pesisir Tsing Ma itu.

Di UWRF 2011 di Ubud, Bali, yang nanti juga akan dihadiri oleh perwa­kilan lebih dari 30 negara dan penulis-penulis pemenang Nobel Prize Internasional, perempuan yang juga meraih BISA AWARD 2011 untuk kategori Tenaga Kerja LN Berprestasi (penulis/novelis) ini benar-benar akan menjadi duta sastra BMI. Jaladara dijadwalkan akan menjadi pembicara dalam beberapa event diskusi.

Di event-event tersebut, kepada Berita Indonesia Jaladara berjanji bakal mengangkat sastra buruh migran. Ini untuk pertama kalinya karya sastra buruh migran diangkat ke forum Internasional.

UWRF 2011 merupakan yang ke-8 kali diselenggarakan. Tema kali ini adalah “Nandurin Karang Awak”, diinspirasi oleh salah satu kalimat dalam gegurit­an “Salampah Laku”, puisi panjang tra­di­sional yang ditulis oleh Kawi-Wiku (pendeta-sastrawan) Ida Pedanda Made Sidemen.

Dalam geguritan itu Ida Pedanda Made Sidemen menyatakan,”…idep beline mangkin, makinkin mayasa lacur, tong ngelah karang sawah, karang awake tandurin…” (kehendak kakanda sekarang, mulai melakukan tapa kesederhanaan, tidak memiliki tanah sawah, maka tubuh dirilah yang ditanami).

Mengolah diri sendiri sebagaimana mengolah sawah--menyebarkan benih kebajikan, memotong rumput-rumput keinginan, serta memanen dengan seksama agar hanya biji budi terbaik yang dihasilkan--merupakan konsep filosofis penting dalam tataran spiritual Bali.

Dalam tataran keseharian, pernyataan Ida Pedanda Made Sidemen mencerminkan rasa optimis dari  kelompok manusia yang tidak memiliki tanah--baik karena kemiskinan, pilihan , maupun karena pengasingan--, tetapi masih memiliki keyakinan pada kemampuan dan potensi diri pribadi mereka masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun