Membagikan momen lucu dan menggemaskan anak di media sosial sudah jadi kebiasaan banyak orang tua. Siapa yang tak ingin berbagi kebahagiaan saat si kecil pertama kali berjalan atau saat mereka tampil menggemaskan di acara sekolah? Tapi, tahukah kamu, berbagi momen anak di media sosial ada bahaya sharenting yang perlu diperhatikan. Jangan sampai niat untuk berbagi malah membuka peluang bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyalahgunakan informasi tersebut.
Beberapa tips aman agar membuat berbagi momen bahagia tidak menjadi bahaya. Pertama, selalu utamakan privasi anak. Sebelum posting, coba tanya ke diri sendiri, "Apakah informasi ini terlalu pribadi?" Hindari membagikan nama lengkap, alamat rumah, nama sekolah, atau jadwal harian anak. Bahkan, detail kecil seperti tempat bermain favorit atau rute pulang sekolah bisa memberikan informasi yang seharusnya tidak diketahui oleh orang asing. Perlu disadari bahwa semakin sedikit yang orang lain tahu, semakin aman anak kita.
Kedua, memanfaatkan pengaturan privasi di media sosial. Hampir semua platform memiliki fitur untuk membatasi siapa saja yang bisa melihat unggahanmu. Gunakan pengaturan "hanya teman" atau bahkan "hanya saya" jika ingin menyimpan momen tersebut tanpa membagikannya ke publik. Kalau perlu, kamu bisa memblokir atau membatasi akses pengguna tertentu yang dianggap mencurigakan. Jangan lupa, cek pengaturan ini secara berkala karena platform media sosial kadang memperbarui kebijakan privasinya.
Selain itu, jangan aktifkan fitur geotagging. Fitur ini memang menarik karena bisa menunjukkan lokasi tempat foto atau video diambil. Tapi, risikonya cukup besar. Lokasi yang tertera di unggahanmu bisa memberi petunjuk kepada orang asing tentang keberadaanmu dan anakmu. Jadi, pastikan geotagging dimatikan sebelum memposting konten.
Selanjutnya, pilih konten yang akan diunggah dengan bijak. Tidak semua momen anak layak dibagikan. Foto yang menurut kita lucu, seperti saat anak sedang menangis atau dalam situasi yang memalukan, mungkin akan dianggap tidak pantas oleh mereka ketika sudah dewasa. Pertimbangkan juga perasaan mereka di masa depan. Jika ada sedikit keraguan, lebih baik simpan momen tersebut untuk konsumsi pribadi saja.
Saat berbagi momen, awasi juga interaksi di postingan tersebut. Komentar yang tidak pantas atau mencurigakan harus segera dihapus. Selain itu, jika ada teman atau kerabat yang menandai akunmu di foto anak, pastikan kamu memeriksa tag tersebut sebelum menyetujuinya. Jangan ragu untuk menghapus tag atau meminta mereka menghapus unggahan jika dirasa tidak aman.
Kalau tujuanmu berbagi momen hanya untuk keluarga dekat atau teman terpercaya, gunakan aplikasi berbagi foto yang lebih privat seperti Google Photos atau grup chat di WhatsApp. Aplikasi ini memungkinkan kamu untuk tetap berbagi kebahagiaan tanpa risiko konten tersebar luas. Kamu juga bisa membuat album khusus yang hanya bisa diakses oleh orang-orang yang kamu pilih.
Jika anak sudah cukup besar untuk menggunakan media sosial sendiri, ajarkan mereka pentingnya menjaga privasi. Diskusikan apa yang boleh dan tidak boleh diunggah, serta bagaimana cara menggunakan media sosial dengan aman. Edukasi sejak dini soal bahaya sharenting keamanan digital akan sangat membantu masa depan mereka.
Sebelum mengunggah, luangkan waktu untuk berpikir dua kali. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah ini aman untuk diunggah?" atau "Apakah ini akan membuat anak saya merasa nyaman saat mereka lebih besar nanti?" Jika ragu, lebih baik tidak mengunggahnya. Kadang, menikmati momen tanpa tekanan untuk membagikannya ke media sosial adalah pilihan terbaik.
Terakhir, jika kamu tetap ingin berbagi foto anak, tambahkan watermark di setiap unggahan. Watermark berupa nama atau simbol khusus bisa membantu melindungi foto dari penyalahgunaan. Meski langkah ini sederhana, efeknya cukup besar dalam menjaga keamanan konten.