Dampak perceraian akan sangat terasa sulit bagi anak.
Perceraian menempatkan seseorang pada kondisi yang berat. Baik itu bagi pelaku maupun hanya bagi yang terdampak.Sebenarnya saat membaca topik, penulis tidak ingin membuat tulisan mengenai perceraian. Tapi saat mendengar cerita dari teman mengenai orang tua yang bercerai sungguh suatu yang sangat berat untuk ditanggung. Sehingga tulisan ini merupakan simpati sekaligus empati penulis terhadap teman yang harus berada pada posisi orang tua berpisah.
Seorang anak berada posisi yang serba salah karena menjadi pola ukur penghakiman khalayak umum. Jika mengikuti ayah bisa dipersepsikan ibu penyebab utama atas perceraian yang telah terjadi. Begitu juga sebaliknya, jika anak ikut ibu maka penghakiman lebih kejam akan ditujukan kepada sosok ayah.
Menyikapi situasi setelah perceraian adalah proses yang kompleks dan individual untuk setiap orang. Sehingga penghakiman itu sebenarnya tidaklah perlu kita lakukan, mengingat beban perceraian itu sangat berat. Janganlah kita menambah beban itu karena mereka juga pasti tidak berharap semua itu menimpa bahtera rumah tangganya.
Berikut adalah beberapa tips yang penulis dapat dari berbagai referensi, semoga bisa membantu dalam menyikapi situasi setelah perceraian:
- Beri Waktu untuk Pemulihan Diri
Perceraian adalah peristiwa yang emosional dan bisa meninggalkan luka yang dalam. Beri diri Anda waktu untuk memulihkan diri dan mengatasi perasaan yang muncul. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan besar dan beri diri Anda kesempatan untuk menyembuhkan. - Temukan Dukungan Emosional
Carilah dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan yang dapat mendengarkan dan memberikan dukungan emosional. Berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang-orang yang peduli dapat membantu mengurangi beban yang Anda rasakan. - Jaga Kesehatan Fisik dan Mental
Perhatikan kesehatan fisik dan mental Anda. Lakukan olahraga, makan makanan sehat, tidur yang cukup, dan temukan cara untuk mengurangi stres seperti meditasi atau yoga. Jika perlu, carilah bantuan profesional seperti terapis atau konselor untuk mendapatkan dukungan yang lebih spesifik. - Fokus pada Masa Depan
Meskipun situasi saat ini mungkin sulit, berusahalah untuk fokus pada masa depan dan membangun kehidupan baru. Buatlah rencana, tetapkan tujuan yang realistis, dan cari hal-hal yang memberi Anda kegembiraan dan tujuan baru dalam hidup. - Jaga Komunikasi yang Baik dengan Mantan Pasangan
Jika ada anak yang terlibat, penting untuk menjaga komunikasi yang baik dengan mantan pasangan dalam hal pendidikan anak dan keputusan penting. Usahakan untuk menghindari konflik yang tidak perlu dan berfokus pada kesejahteraan anak. - Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Perceraian sering kali melibatkan perasaan bersalah dan penyalahan. Ingatlah bahwa perceraian adalah proses yang melibatkan kedua belah pihak, dan tidak selalu ada satu pihak yang bertanggung jawab sepenuhnya. Cobalah untuk memaafkan diri sendiri dan melihat perceraian sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar bersabar. - Buat Jaringan Sosial Baru
Selama proses pemulihan, cobalah untuk memperluas jaringan sosial Anda. Temui orang-orang baru, ikuti kegiatan atau hobi baru, dan terlibat dalam komunitas yang relevan dengan minat Anda. Ini dapat membantu Anda merasa lebih terhubung dan mendapatkan dukungan dari orang lain.
Ingatlah bahwa setiap masing-masing orang memiliki pengalaman yang berbeda setelah perceraian. Tidak ada rumus dan formula proses pemulihan yang baku atau pasti dalam menanggulanginya. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional sehingga dapat membantu dan mengurangi dalam menghadapi dampak perceraian serta situasi yang meliputi setelahnya.