Mohon tunggu...
Jala
Jala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Biasa

yang ingin bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Kecemasan dengan Impostor Syndrome, serta Bagaimana Cara Mengatasinya

1 Januari 2022   17:00 Diperbarui: 1 Januari 2022   17:08 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertengahan tahun 2020 lalu, dunia tak terkecuali Indonesia digemparkan dengan permainan online Among Us, dimana permainan ini mencari siapa si Impostor dalam kelompok tersebut. Impostor disini bertugas sebagai karakter penipu, memanipulasi permainan, serta membunuh karakter lain tanpa diketahui.

Fenomena ini tak luput dari munculnya istilah Impostor Syndrome yang belum banyak diketahui orang-orang.

Apakah Game Among Us membuat pemainnya mempunyai Impostor Syndrome?

Jawabannya tentu tidak. Impostor Syndrome sendiri adalah sebuah kondisi psikologis yang menyebabkan seseorang untuk memiliki kepercayaan yang kuat bahwa diri sendiri tidak kompeten meskipun pencapaian, prestasi, dan pengakuan dari orang-orang disekitarnya membuktikan yang sebaliknya.

Ciri-ciri Impostor Syndrome

Terdapat beberapa ciri dari individu dengan Impostor Syndrome, sebagai berikut:

  • Perilaku Tidak biasa. Disini individu yang mengalami merasa bahwa pencapaian yang diperoleh hanyalah sebuah tipuan dan kebetulan belaka. Sebenernya mereka mempunyai bakat dan juga prestasi yang didapat hasil dari kerja keras dirinya.
  • Persepsi atau interpretasi yang salah terhadap realitas. Individu yang mengalami seringkali merasakan rasa cemas dan takut yang berlebihan terhadap kemungkinankemungkinan kegagalan dalam mencapai ekspetasi yang tidak realistis atau kemungkinan terbongkar akan ketidakmampuannya di depan orang-orang disekitarnya.
  • Memiliki gejala Kecemasan. Individu-individu ini akan merasa cemas, memiliki tekanan psikologis, depresi, emotional burnout, memiliki keraguan terhadap dirinya, yang  dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
  • Menimbulkan perilaku Maladaptif. Individu dengan impostor syndrome dapat dikenali lewat karakteristik seperti mereka adalah orang-orang yang biasanya memulai pekerjaan lebih awal, akan tetapi proses penyelesainnya lama karena terlalu berlebihan dalam proses persiapan.

Hubungan kecemasan dengan Impostor Syndrome

Menurut Clance dan Imes (1984 dalam (Wulandari & Tjundjing, 2007) mengatakan bahwa individu impostor yaitu mereka yang memiliki pencapaian akademik tinggi. Orang-orang dengan prestasi akademik yang tinggi cenderung memiliki kecemasan yang tinggi pula, dikarenakan banyaknya harapan tinggi yang dibebankan pada dirinya, serta memiliki rasa takut bila mengecewakan orang lain.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan (Kumar & Jagacinski, 2006), menyatakan adanya hubungan impostor syndrome dengan kecemasan dan juga keraguan diri. Seharusnya, individu dengan pencapaian akademik yang tinggi akan memiliki keyakinan kuat akan dirinya, namun hal ini tidak berlaku pada individu impostor.

Mereka akan semakin ragu terhadap diri sendiri ketika mendapat keberhasilan. Kecemasan dan keraguan diri ini akan menyebabkan dampak pada kesejahteraan psikologi pengidapnya. Tak hanya itu, bagi individu impostor penilaian akan dirinya menjadi hal yang penting.

Penyebab individu mengalami Impostor syndrome

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun