Mohon tunggu...
Jako Tingkir
Jako Tingkir Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penikmat musik yang suka segala jenis musik mulai dari dangdut, pop, rock n roll, jazz, hardrock, heavy metal, classic, dan lain lain yang penting enak didengar ditelinga dan dihati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampanye Kurang Mendidik

4 Juli 2014   16:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:31 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14044398951548395256

[caption id="attachment_313989" align="aligncenter" width="420" caption="Sumber gambar: Doc. Pribadi"][/caption]

Sebenarnya saya tidak terlalu terkejut dengan spanduk diatas karena memang pernyataan tersebut sudah dikeluarkan oleh timses Jokowi-JK.

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/02/seknas-hanya-kecurangan-yang-mengalahkan-jokowi-jk

Namun sangat disayangkan pernyataan tersebut harus keluar di alam demokrasi seperti sekarang ini. Kata-kata tersebut akan menjadi pembelajaran yang buruk bagi demokrasi dan terutama contoh tidak baik bagi generasi muda kita dalam hal bagaimana menyikapi persaingan dan kompetisi.

Bangsa Indonesia telah memilih demokrasi pemilihan langsung yang liberal daripada demokrasi musyawarah mufakat. Konsekuensinya adalah bahwa dalam sistem pemilihan langsung yang dikedepankan adalah budaya kompetisi murni. Artinya masing-masing pihak akan bertarung untuk menjadi pemenang. Yang kalah akan tersingkir menjadi oposisi.

Untuk itu, dalam setiap kompetisi, setiap peserta haruslah dibekali dengan mental bertanding yang kuat. Setiap peserta yang siap maju dalam kompetisi harus siap menerima kekalahan dan juga harus siap untuk menerima kemenangan. Siap kalah dalam arti menerima kekalahannya secara positif dengan tidak menyalahkan siapapun kecuali instropeksi kedalam diri. Siap menang dalam arti secara positif tetap merangkul pihak yang kalah untuk secara bersama-sama berbuat hal-hal yang positif di masa depan. Karena biar bagaimanapun setiap peserta memiliki tujuan dan niat yang sama dalam pertarungan demokrasi ini yaitu sama-sama ingin memajukan bangsanya walaupun dengan cara yang berbeda.

Alangkah sayangnya jika nilai-nilai kompetisi tersebut harus dinodai dengan pernyataan semacam itu. Pernyataan yang cenderung menyalahkan dan mencari kambing hitam menunjukkan bahwa peserta tersebut belum siap berkompetisi dan belum memiliki mental bertanding. Jiwa besar dan kedewasaan berfikir sangat diperlukan bagi pihak-pihak yang bertanding agar semangat berkompetisi di era demokrasi ini dapat berjalan dengan baik. Itu sekaligus sebagai pembelajaran dan tauladan yang baik bagi generasi penerus bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun