Mohon tunggu...
Jaki nurhadiyansah
Jaki nurhadiyansah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Jaki Nurhadiyansah Prodi : Teknik Informatika Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang Asal Kota : Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Profesionalisme dan Kode Etik dalam Era Digitalisasi AI: Tantangan dan Peluang TIK

8 November 2024   11:18 Diperbarui: 8 November 2024   11:30 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendahuluan

            Kemajuan teknologi dan informasi yang cukup pesat di era digitalisasi yang semakin canggih dengan didukung adanya AI atau bisa disebut sebagai kecerdasan buatan ini membantu membuka peluang dan juga tantangan bagi pekerja TIK dimasa sekarang. Kemajuan teknologi dan informasi membawa tantangan yang serius bagi para pekerja TIK yang beresiko terkait privasi, keamanan data, menyalahgunakan informasi, dan kejahatan cyber. Disisi lainya, kemajuan ini membuka peluang yang cukup besar di berbagai sektor Pertanian, Pendidikan, Kesehatan, dan sektor lainya yang menawarkan efisiensi dan fleksibilitas yang tinggi.

            Di tengah era digitlisasi profesionalisme dan Kode Etik menjadi sangat penting karena, profesionalisme sendiri mengacu bagaimana seseorang mempertahankan integritas, kejujuran, dan kompetensi dalam pekerjaanya, baik secara online maupun ofline. Disisi lain, kode etik berfungsi sebagai pedoman atau bisa juga disebut instruksi untuk perilaku yang dapat diterima dan bertanggung jawab terutama dalam mengelola informasi sensitif, dan interaksi yang dilakukan dengan Masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi para professional TIK untuk dapat memahami dan juga menerapkan kode etik dalam sehari-hari.

Pembahasan Utama

            Profesionalisme dalam bidang TIK memiliki peranan penting sebab mencangkup banyak aspek dalam kehidupan seperti kualitas kerja, integritas, dan tanggung jawab sosial. Seorang professional TIK tidak harus memiliki kompetensi teknis yang baik, relevan, dan tinggi namun juga harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang setiap hari semakin berkembang pesat, serta kesadaran terhadap dampak sosial dari pekerjaanya. Sebagai contohnya, professional dalam bidang perangkat lunak, profesional perlu mengikuti praktik-praktik pengembagan perangkat lunak yang baik, seperti penggunaan metodologi yang tersruktur, memahami kebutuhan penggunaan yang jelas, dan memastikan keamanan.

            Kode etik berperan penting dalam professional TIK yang muncul dalam bentuk norma, dan setiap anggota harus berpegang pada norma tersebut setiap menjalankan tugas dan kehidupam sosialnya. ACM atau bisa juga disebut (Association for Computing Machinery), salah satu organisasi dalam bidang komputasi, mereka telah menetapkan kode etik dan perilaku professional yang menerapkan prinsip-prinsip supaya professional TIK untuk membuat keputusan yang etis dalam berbagai situasi seperti situasi yang kompleks dan dilemma, khususnya dalam implementasi teknologi yang berdampak luas.

            Bagi mahasiswa yang memiliki cita-cita menjadi professional TIK perlu mempersiapkan diri sejak dini. Selain itu juga harus menguasai ketrampilan teknis seperti pemograman, analisis data, mahasiswa juga perlu memahami dan menerapkan kode etik profesi. Dengan terbiasanya kode etik sejak masa belajar itu akan menjadi bekal mereka untuk menghadapi dunia kerja. Seperti berpartisipasi dalam proyek yang nyata, magang, dan komunitas-komunitas professional bisa menjadi Langkah awal yang baik dalam memperdalam pemahaman tentang standar yang ada di industry dan kode etik saat bekerja. Mahasiswa juga perlu untuk mengasah kemampuan komunikasi, kerja tim, dan penyelesaian masalah karena saat dunia kerja di bidang TIK seringkali menuntut kita untuk berkolaborasi dengan tim lainya dan kedisiplinan.

Opini Utama

            Menurut pendapat saya profesionalisme yang tinggi di bidang industri TIK memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat seperti produk dan layanan yang dikembangkan dengan menjunjung tinggi etika dan profesionalisme. Sebaliknya, kurangnya profesionalisme dapat mengakibatkan banyak masalah yang serius, seperti pelanggaran privasi, kobocoran data, hingga kegagalan sistem yang bisa merugikan banyak pihak.

            Contoh kasus nyata adlah kasus kebocoran data yang sering terjadi pada perusahaan besar, seperti kebocoran data pada Facebook pada tahun 2018, menunjukkan bahwa pentingnya profesionalisme dalam pengelolaan data pengguna. Kejadian tersebut tidak hanya dapat merusak reputasi dari sebuah perusahaan, namun juga dapat merugikan bagi banyak pengguna, baik secara finansial maupun sosial. Oleh karena itu, profesionalisme tidak hanya sekedar memiliki ketrampilan teknis saja, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dan etis dalam melindungi informasi yang sensitive. Disisi lain, profesionalisme yang baik juga memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas yang ditawarkan. Sebagai contoh perusahaan Apple yang telah menetapkan standar tinggi dalam mengembangkan produk yang mereka miliki, serta komitmen terhadap privasi dan keamanan data pelanggan menjadi salah satu prioritas utama. Inilah yang menjadi kunci awal kepercayaan Masyarakat kepada Apple.  

            Untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan profesionalisme di bidang TIK, beberapa saran langkah yang dapat saya sarankan kepada stakeholder sebagai berikut:

  • Pendidikan dan Pelatihan Etika: Mahasiswa wajib mempertimbangkan dampak sosial dan etika dari teknologi yang sedang mereka kebangkan. Selain itu, pelatihan juga diperlu dalam bidang TIK untuk memastikan mereka selalu mengikuti perkembangan dalam etika.
  • Sertifikasi Profesional: Ini juga bisa menjadi salah satu cara untuk membuktikan bahwa seorang profesional TIK memiliki kompetensi dan pemahaman etika yang sesuai. Sertifikasi yang dimaksud bisa berupa ACM atau IEE supaya lebih menyakinkan perusahaan dan klien.
  • Regulasi yang Tegas: Pemerintah perlu menetapkan regulasi yang dapat mengatur etis di bidang TIK, Seperti perlindungan data pribadi, transparansi dalam penggunaan AI, dan kewajiban perusahaan untuk melaporkan insiden keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun