Vs Vietnam, Selasa 26 Maret 2024
Menarik mengira-kira, seperti apa Shin Tae Yong—STY memainkan strategi, setelah beberapa pemain tak bisa tampil.
STY dikenal selalu menampilkan pemain yang siap secara fisik dan mental, meskipun ia juga selalu menampilkan debutan sebagai upaya memperdalam skuad, dan mencoba pemain baru. Sayangnya pada TC kali ini STY sama sekali tidak memanggil pemain baru dari liga 1. Waktu yang mepet, adaptasi pemain menjadi pertimbangan.
Memang masih bisa diperdebatkan dengan beberapa pemain naturalisasi yang baru datang, tetapi tetap dimainkan. Bukannya tanpa resiko menampilkan Jay Idzes yang baru bergabung 3 hari sebelum pertandingan, tetapi cukup berhasil. Hanya saja Nathan-Tjoe-An, belum maksimal, bahkan boleh dikatakan gagal beradaptasi.
Keberanian menampilkan Jay Idzes, menurut saya, karena Idzes cukup paham dengan taktik STY, dan cara mainnya sesuai yang diinginkan.
Beberapa pemain Liga 1 cukup bersinar dan bisa jadi debutan, seperti Ryan Kurnia (Persib), dan Rizaldy Hehanussa (Persib), Theo Numberi (pemain yang diusulkan pelatih Dewa United), tentu saja tidak termasuk Stefano Lilipaly, karena beberapa kali STY sudah menggunakan jasa Lilipaly. Ya STY tidak memanggilnya. Situasi yang dihadapi saat ini, pasti akan menjadi pertimbangan untuk TC berikutnya, STY bakal memanggil pemain baru.
Benarkah STY kekurangan pemain ?
Menurut saya tidak, pemain pelapisnya cukup bagus. Hanya memang STY terkesan terlalu percaya pada pemain yang selalu memberikan kontribusi dan starter. Ia tak berani coba-coba dalam pertandingan penting, itulah mengapa Rafael Struik, Yacob Sayuri, Ivar Jener, dan Sandy Walsh selalu menjadi andalan.
Yang menjadi pertanyaan kenapa STY justru memanggil pemain tambahan Rahmat Irianto dan Mohammad Ferrari ? Inilah indikator sebenarnya, bahwa STY memiliki pemain yang cukup mumpuni tanpa kehadiran Struik, Sayuri, Jenner, dan Walsh. Hitung-hitungannya, Ivar bisa digantikan Tom Haye yang dikabarkan sudah bisa tampil, dan Struik bisa digantikan Ragnar, Nathan bisa diplot sebagai pengganti Sayuri jika Nathan siap, atau menampilkan Arhan sejak awal. Ketidakhadiran Walsh, bisa digantikan Asnawi.
Lalu apa peran Ferrari dan Rian. Menurut saya untuk kepentingan strategi melapis pertahanan. Ferrari melapis Rizky Ridho dan Rian melapis lapangan tengah.Posisi masih ada Bek PSIS yang belum merumput Prasetyo, dan Edo Febriansyah, dan mereka cukup baik untuk ditampilkan.
Saya justru melihat STY ini berfikir cepat dan beberapa bulan ke depan, Ia sedang menyiapkan Ferrari dan Rian supaya siap untuk Timnas U-23 di Piala Asia yang bertarget 8 besar. Menurut saya ini karakter STY yang selalu berpikir strategi berikutnya, otaknya sangat cepat, terkadang membuat orang tak dapat membacanya.
Cara main Leg 2 vs Vietnam
Masih ada satu yang menjadi prediksi banyak orang, termasuk pengamat, dan hatter. Timnas mau main seperti apa dengan kondisi seperti sekarang. STY menganggapnya buruk. Tapi inilah kejelian STY lebih suka membuat alibi, daripada harung melancarkan psywar terhadap Vietnam, karena sebagian besar pemain pada leg 1, bermain under perform.
Bermain di kandang Vietnam tentu bukan pertandingan mudah, sementara timnas belum terlihat superior, sehingga bisa saja Vietnam akan menahan supaya jangan sampai kalah, sambil memanfaatkan peluang jika berani berjudi dengan menyerang frontal.
Jadi apa yang bisa diprediksikan dengan cara mainnya ?
Bisa saja STY akan meminta pemain keluar lebih dahulu, untuk meredam Vietnam berkembang, dan mencetak gol dulu untuk meruntuhkan mental Vietnam.
Yang menarik adalah jika STY berani memainkan Ramadhan Sananta sebagai starter. Sananta adalah salah satu pemain yang ditakuti Vietnam, terbilang ketika dia main pemain belakang Vietnam melakukan penjagaan khusus. Ini tentu jadi keuntungan Indonesia untuk membongkar pertahanan lebih mudah, karena di sektor saya pemain belakang Vietnam akan berusaha meredam Arhan, atau Ragnar jika dimainkan.
Dari sisi pemain, saya kira Sananta adalah pemain yang cerdas dalam positioning sebagai striker, dibandingkan Hoki Caraka. Kalau melihat apa yang dilakukan Caraka, sebenarnya ia mendapat tugas sebagai perusak di garis depan, karena dia muda dan kuat secara fisik. Ini kesempatan Samanta untuk bercahaya seperti Bang Jay (julukan Jay Idzes) yang berhasil bertahan dengan baik, tetapi Samanta akan bersinar dengan mencetak gol.
Mungkin saja STY melakukan strategi terbalik, seperti apa yang dilakukan di Senayan, bertahan dulu baru mencetak gol. Di Vietnam menyerang dan membuat Vietnam tidak berkembang, dan mencetak gol lebih dulu, baru bermain ketat adu kekuatan sepanjang pertandingan.
Dalam kualifikasi home and away, buat tim-tim yang seimbang adalah bagaimana membuat keseimbangan angka atau poin, kalah menang kandang dan tandang sangat biasa, tetapi dengan selisih gol yang menguntungkan, atau menang-seri, sebagai sesuatu yang wajar di-strategikan.
Kita tunggu saja apa yang terjadi di lapangan, karena ada yang dinanti dalam tim ini, yaitu debut “The Profesor” Tom Haye, pemain termahal di timnas Indonesia.
Selamat menonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H