Semi Final vs Thailoand Mengkhawatirkan.
Dua laga penyisihan yang berakhir kalah lawan Malaysia (2-1), dan menang lawan  Timpr Leste (1-0). Timnas U-23 Indonesia jauh dari pema,pilan mengesankan. Banyaknya pemain debutan, rotasi beberapa pemain lama untuk kebutuhan im, dan pendeknya persiapam menyebabkan tim ini belum padu, bahkan masih dalam proses mendapatkan kemistri satu sama lain.
Banyak sekali kesalahan dilakukan oleh pemain secara individu maupun kolektif.Â
Salah passing di daerah berbahaya, pelanggaaran berbahaya dan merugikan muncul lagi. Padahal semenjak era STY hal tersebut sudah sangat minimal.Â
Pemain cenderung bermain keras dan kasar, sehingga menaikkan emosi sendiri, dan menurunkan detereminasi tim.Â
Rapor beberapa pemain.
Bagas Kaffa sebagai kapten, juga masih canggung, minim improvisasi, bahkan seringkali berbuat pelangganggarb. Ekspressi wajahnya terlihat tidak bahagia bermain, atau tidak lepas, justru memperburuk penampilan dan sering membuat kesalahan. Muhammad Ferrari juga kehilangan fokus, diandalkan sebagai pengganti Rizky Ridho jutru beberapa kali bengong, tidak melakukan pressing, gerakan sangat lamban.Mungkinkah kehadirannya sangat terpaksa, karena masih dalam pendidikan polisi.
Franky Missa meski dipasang terus sebagai starter, juga sering melakukan kesalahan passing, kurang berani berkombinasi satu dua dengan pemain lain sehingga nampak individual.
Sejauh ini di belakang yang berhasil menampilkan performa yang baik adalah Dewangga, dan Robi Darwis. Sayang Robi Darwis danmpak sedikit kagok saat dipasang sebagai Center Back, tetapi sejauh ini mampu bermain dengan baik, tetapi rasa tanggung jawab dan soul-nya  sebagai center terlihat masih meragukan.Â
Arkan Kaka juga belum menampilkan  permainan terbaik, egoistik dan jarang membuat kombinasi dio kotak pimalti seperti biasanya, sehingga tim ini cenderung membuat trroughpass lambung dari sayang, kalau akurasinya kurang baik, justru ini menyulitkan Rammadhan Samanta, dan ketika lawan dapat mempersempit gerak Samanta, percaya diri makin naik, seperti Malaysia yang terlanjut percaya diri ketingga unggul 2-1, sehingga timnas sulit membalasnya.
Bekham Putra yang diharapkan menjadi motor permainan, justru fisiknya kurang memadai, sehingga sulit membuka ruang dan peluang.