Banyak teman saya yang bingung memilih kamera digital yang pas untuk dia. Kamera DSLR memang menjanjikan, tapi tentunya berat untuk dibawa-bawa. Tahun 2015 ini banyak bermunculan promosi kamera mirrorless, tentunya bagi orang yang sudah stuck di DSLR enggan memilih atau merekomendasikan mirrorless sebagai kamera yang akan digunakan sehari-hari (padahal mereka itu kadang lebih sering menggunakan hapenya untuk memotret).
Iya, mobilitas nomor satu. coba pikirkan kembali, untuk apa sebenarnya kamera yang akan kamu beli itu. Foto jurnalistik? Foto Model? Landscape Photography? Street Photography? Untuk jalan-jalan? Atau untuk kamera backup?
Kebanyakan teman saya memang bukan berada di dunia fotografi (termasuk saya). Apalagi hingga saat ini saya memang belum pernah mendapatkan penghasilan dari fotografi. Kemungkinan saya belajar fotografi buat pamer doang.
Kamera DSLR memang bagus, terutama karena mode manualnya, apalagi hasil fotonya. Tapi saya engga bilang DSLR lebih bagus kualitas fotonya dibandingkan Mirrorless. Ada teman saya yang berencana beli kamera DSLR ketika kami sedang ngumpul bareng. Dia bilang supaya lebih profesional. Saya bilang JANGAN! Saya yakin kamera itu jatuhnya hanya jadi penghias lemari doang, atau pemberat tas doang. Seperti yang saya bilang, mobilitas nomor satu.
Teman-teman saya itu sebenernya kalau saya perhatikan hanya membutuhkan kamera yang lebih bagus dibandingkan kamera hapenya. Tentunya kamera hape sudah lebih baik sekarang, bahkan ada Street Photographer yang hanya menggunakan iphone 5 nya untuk 90% aktifitas fotografinya, orang tersebut adalah Olly Lang. Jadi saya merekomendasikan kamera yang lebih simpel dan kecil dibandingkan DSLR.
Saat ini kamera mirrorless jumlahnya makin banyak, teknologinya juga makin canggih, bahkan banyak kamera mirrorless yang memiliki kemampuan low light yang lebih bagus dibandingkan DSLR. Kelemahan utama kamera mirrorless hanya satu, minim power, solusinya kamu perlu baterai cadangan.
Jangan terkecoh oleh nama, compact camera/ point and shoot camera sebenernya mirrorless juga, tapi untuk membedakan mana yang lensa bisa diganti-ganti dan mana yang tidak saja. Kamera point and shoot yang bagus menurut saya adalah Fujifilm X100/X100s dan Ricoh GR, sebenarnya ada lagi dari kalangan nikon, sony, dan canon, tapi menurut saya dua itu populer banget. Keduanya memiliki fixed lens, artinya tidak bisa optical zooming. Dan kedua kamera ini tidak bisa diganti-ganti lensanya. Sayangnya untuk sebagian teman saya yang engga mau ngeluarin duit besar untuk kamera, tapi kalau untuk hape rela ngeluarin duit, kedua kamera ini relatif mahal.
Solusi untuk di bawah 5 jutaan, ada banyak sekali pilihan kamera, tapi di sini saya menghindari kamera yang disebut prosumer, karena bentuknya yang kurang compact. Kamera-kamera prosumer itu dibuat untuk menyamakan bentuk dslr yang beredar, makanya bentuknya seperti itu.
Mari kita persempit lagi pilihannya, compact dan interchangeable lens camera. Keduanya memang engga murah, saya tau beberapa merk olympus pen, fujifilm x, panasonic lumix, canon, dan nikon, yang mirrorless di bawah 5 jutaan. Sebenernya body only kamera-kamera tersebut relatif murah, jadi mahal karena lensanya. Jadi daripada kamu dipusingkan oleh pilihan lensa, fujifilm x100/x100s dan ricoh GR jadi pilihan yang tepat. Mahal iya, tapi kamu ga akan menyesal memilikinya.
Bacaan lebih lanjut:
Â