Murung hati memandang jauh dilautan sana, sendiri dengan hati yang tak bisa terlukis dengan pelangi. Awan hitam yang jauh berlahan penuh mengisi fikiran saat cinta kan menyatu, kini gelap buta tak terlihat.
      "Syifa... apa yang membuat kamu menyendiri di tempat sepi seperti ini?".
      Terdengar sebuah pertanyaan sedikit sayu tertiup angin. Suara itu terdengar dari arah belakang Syifa.
      Syifa yang sedang termenung menoleh kebelakang, ingin mengetahui siapa yang datang saat sepi mendekap dunia.
      Ternyata Hana sahabat dekatnya, Hana telah lelah keliling mencari Syifa yang menghilang menjauh dari keramaian.
      Syifa hanya terdiam sambil memegang erat sebuah lembaran yang ada ditangannya. Bukan hanya itu, terlihat Syifa murung bahkan tetesan airmata menghiasi wajahmnya.
      "Pulanglah, semua menunggumu dirumah". Ucap Hana
      Namun tak ada jawaban dari Syifa, yang ada hanyalah genggaman erat pada lembaran ditangannya.
      Entah apa yang Syifa genggam, sehingga membuat ia seperti orang yang depresi bahkan seperti orang yang kehilangan akal. Perempuan secantik itu terlihat bagaikan serpihan debu yang diterbangkan angin.
      Hana pun mencoba mendekati Syifa, berusaha merebut sebuah lembaran yang digenggam erat oleh Syifa.