Dulu sewaktu masa kanak-kanak kita menyukai segala sesuatu, mengeksplorasi segalanya, tidak mempedulikan komposisi, menjadi bebas abstrak tidak terhentikan, kita dimasa kecil gemar mencorat-coret tembok, dunia serasa indah tanpa ada rasa takut, murni menjadi seniman sejati tidak ada benar atau salah, namun semenjak umur bertambah terkadang banyak dari kita lupa menjadi bebas dan kreatif dipenuhi energi positif seperti masa-masa kecil yang penuh imajinasi hakiki. Kita dulu semasa kecil melihat segala penjuru dunia dibangun hamparan tanpa sekat dengan bentuk yang selalu mempesona.
Kita yang beranjak dewasa sekarang, banyak yang tidak lagi menjadi petualang, seorang kapten bagi jiwanya.
Mengenal takut, mengenal jarak,mengenal teori,mengenal kebutuhan,mengenal dogma,mengenal hari esok.
Gedung-gedung kini bertumbuh pesat dibangun dengan filosofis kosong yang menjemukan, menjulang tinggi dan persegi dan menjulang tinggi dan persegi begitu terus menerus repetisi merubah kesadaran,kebuntuan yang dibangun untuk meminta lebih bukan untuk memberi .
dan ingatlah
kemiskinan manusia karena kematian imajinasi.
Jakarta Mural adalah kelas estetika seni rupa asal jakarta, disini kami belajar bersama, mengkonstruktif, sharing segala sesuatunya tentang ilmu disiplin seni mural dari perspektif kreatifitas sehingga tercipta sebuah kelompok estetika berkembang menjadi masyarakat estetika tumbuh menjadi generasi estetika.
kami tidak ingin menambah sesak permukaan bumi ini,tapi kami memperbaiki apa yang sudah terlahir menjadi lahir kembali dengan kedamaian dan keindahan filosofis:)
Alam sangat baik banyak memberi yang cocok untuk manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H