Penerapan MEA mulai 2016 tidak bisa dihindari, karena sudah menjadi kesepakatan semua anggota. Tidak terkecuali penerapan dalam industri penerbangan. Persaingan di industri ini yang sudah ketat dirasakan perusahan-perusahan penerbangan domestik, akan diperketat dengan kehadiran perusahaan penerbangan asing yang memasuki wilayah Indonesia ataupun bekerjasama dengan perusahaan penerbangan Indonesia. Permasalahan akan lebih berat dihadapi perusahaan penerbangan domestik. Sebagaimana kita ketahui dan rasakan saat ini, terlepas terus bertambahnya jumlah penumpang yang terlayani dan bertambahnya rute-rute penerbangan baru yang dibuka,industri penerbangan Indonesia masih menghadapi masalah mendasar dalam penerbangan, diantaranya: 16 perusahaan penerbangan berjadwal bangkrut dalam 10 tahun, masalah kecelakaan (keselamatan) penerbangan yang relatif masih tinggi, keterlambatan dan pembatalan (delay & cancel) penerbangan masih tinggi, permasalahan yang terkait SDM masih banyak (terakhit kasus Crew terlibat Narkoba), dan masalah-masalah lainnya.
Kemampuan manajemen, kualitas pelayanan, keluasan jaringan dan kekuatan modal perusahan penerbangan asing adalah faktor-faktor yang menjadikan persaingan akan semakin berat dengan penerapan MEA bidang penerbangan (komersial) tersebut. Kemampuan manajemen yang juga mencerminkan kualitas SDM penerbangan asing menjadi faktor yang sangat penting untuk dicermati. Pengalaman manajemen, pendidikan, jam terbang, kedisiplinan dan training yang berkelanjutan menjadikan SDM perusahaan asing cenderung diatas rata-rata kulaitas SDM penerbangan Indonesia. Ini enjadi hal mendasar bagi kemampuan perusahaan dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Sebagaimana sering didengar, bahwa kualitas SDM di penerbangan indonesia masih sangat terbatas. Baik karena minimnya training/pendidikan, jam terbang, kedisiplinan, maupun pembinaan maupun terbatasnya lembaga pendidikan yang melahirkan para airliner (SDM penerbangan). Tidak sedikit faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah dari SDM (Human error) dan tingginya keterlambatan karena kurang bagusnya pengelolaan sudah menjadi bukti yang dirasakan pelanggan terkait kelemahan manajemen yang didalamnya kualitas SDM.
Dalam penelitian saya (Disertasi industri penerbangan komersial Indonesia): dapat ditemukan bahwa kemampuan kinerja dan kemampuan bersaing perusahaan penerabangan Indonesia dipengaruhi oleh :1 . Kabaliltas organisasi (paling berpengaruh), 2. Perubahan Lingkungan eksternal (no 2) dan 3.Strategi Bisnis (faktor ke-3). Daari penelitian ini kondisi terlemah di perusahaan-2 penerbangan indonesia adalah :kapabilitas organisasi yang didalamnya ada kapabilitas operasional dan kapabilitas manajemen. Hal ini sedikit berbeda dengan perusahaan penerbangan asing yang menjadi faktor utamanya adalah perubahan lingkungan eksternal. Kondisi Kapabilitas organisasi yang sangat lemah ini terlihat dari kualitas produk, pelayanan dan operasional penerbangan domestik. Dengan kondisi ini, sangat mengkhawatirkan dengan penerapan Open Sky Policy yang merupakan implementasi MEA bidang angkutan udara.
Tidak bisa tidak, kerjasama Regulator (Kemenhub), Operator (perusahaan penerbangan), Support/fasilitator (Pengelola Airport, dll) adalah suatu keharusan. Pekerjaan rumah masih sangat banyak, khususnya terkait manajemen dan SDM.
Seperti dalam kesimpulan penelitian tersebut; perubahan lingkungan eksternal (bisnis) , strategi bisnis, dan kapabilitas organisasi menajdi faktor-faktor utama untuk bisa menghadapi persaingan di dunia Industri penerbangan. Khusus untuk industri penerbangan Indonesia, faktor kapabilitas organisasi adalah faktor yang dominan. Jadi... darimana harus dimulai untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan kemampuan bersaing di industri penerbangan? mulailah perbaiki dari KAPABILTAS ORGANISASI BIDANG PENERBANGAN. Mau enghindari perusahaan penerbangan bangkrut? menurunkan tingkat kecelakaan? mengurangi delay & cancel? meningkatkan disiplin awak (crew) penerbangan? Kapabilitas Organisasi jawabnya. Semoga 2016 Industri Penerbangan Indonesia lebih baik..
(Disarikan dari Disertasi: Industri Penerbangan Komersial di Indonesia)
Jaka PY.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI