Mohon tunggu...
anang rubyanto
anang rubyanto Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota ITS Surabaya, yang sedang belajar merencanakan hidup

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Benarkah Bung Tomo Berteriak Allahuakbar?

24 Agustus 2012   00:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:24 1517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Post ini saya buat berdasarkan pengamatan dan penelitian saya mengenai kebiasaan penduduk Surabaya yang lebih sering mengumpat daripada melafalkan zikir.

Tahukah kalian dengan kata - kata Jancuk ?, kata - kata ini sangat kontroversial bahkan dikalangan penduduk Surabaya sendiri yang sudah sangat fasih dalam melafalkannya

Umumnya kata Jancuk digunakan sebagai kata makian, makian ini bisa ditujukan pada manusia, hewan, tumbuhan, benda dan lain sebagainya. konon katanya penggunanaan kata makian ini berasal dari kata Jancukan yang dalam bahasa jawa artinya adalah bersetubuh, kalau orang US biasa memaki dengan menggunakan kata FUCK maka Orang Surabaya punya Jancuk.

ternyata dalam kehidupan sehari - hari, kata Jancuk tidak hanya digunakan untuk mengungkapkan makian, tetapi juga kerap kali digunakan untuk mengungkapkan Kekaguman. contohnya jika orang Surabaya melihat Gedung Pencakar Langit yang belum pernah dia lihat sebelumnya maka untuk mengungkapkan rasa kagum ia dapat mengucapkan “Jancuk, Dhuwure Gedung iki Cuk, sampek Ndusel Awan Ngono” yang jika ditranslate kedalam bahasa Indonesia menjadi “Wow, Tinggi Sekali Gedung ini, Hingga Menggapai Awan”. “Jancuk Angel e Soal Itung - itungan iki” (Wow, Soal Matematika ini Sulit) atau mungkin jika orang Surabaya berpapasan dengan gadis seksi penggoda iman kyai maka ia dapat mengungkapkan kekaguman dengan mengucapkan “Jancuk, Sexy Bener Cuk, kayak Gitar Spanyol, Ono Senar e Pisan” (Wow, Seksi sekali, seperti gitar Spanyol, ada senarnya lagi).

dari beberapa contoh kalimat di atas, Jancuk juga memiliki arti Sangat atau Superlatif, jadi ketika ada kata Jancuk yang diikuti dengan kata Benda atau Sifat maka kata Jancuk akan berperan untuk menjelaskan objek tersebut,


  • Jancuk + Gedung Tinggi = Gedung yang sangat Tinggi
  • Jancuk + Soal Matematika Sulit= Soal Matematika yang sangat Sulit
  • Jancuk + Gadis Sexy = Zina yang sangat dilaknat Allah SWT


kata - kata Jancuk yang merupakan kata makian ini secara Ironis juga digunakan masyarakat Surabaya untuk kata sapaan terutama untuk orang yang kita anggap sudah akrab. jadi jangan heran jika ada orang Surabaya yang menyapa temannya dengan ucapan “Jancuk, Jik Urip ae Kon ? Gak Matek - matek kon arek iki, yaopo Sehat ta ?” (Hai, Kamu Masih Hidup ?, Kok Nggak Mati - Mati daridulu, bagaimana kondisimu ? Sehat), dan ini adalah kata sapaan standar orang Surabaya, sangat kasar, tidak menunjukkan kehangatan tetapi sangat mengakrabkan. namun kata sapaan ini hendaknya hanya ditujukan pada Teman Akrab saja karena tidak dianjurkan untuk digunakan pada Pacar, Orang Tua, Mertua, Kakek dan Nenek, Paman, Bibi, Tente, Budhe, Pakdhe, Keponakan, Cucu, Cicit, Menantu dan lain - lain, hanya Teman, sekali lagi HANYA TEMAN

Uniknya lagi, konon katanya Kata, Jancuk ini juga memiliki arti yang Patriotik. Konon katanya dulu kata - kata ini digunakan untuk membakar semangat pejuang di Surabaya untuk melawan penjajah, Jancuk yang dalam ejaan lama ditulis DJANTJOEK merupakan singkatan dari Djandji Setija Oentoek (Janji Setia Untuk), dalam hal ini Janji Setia Untuk Kemerdekaan Indonesia.

Setelah saya jelaskan penggunaan kata Jancuk di atas sekarang kita kembali pada judul dari Posting ini Benarkah Bung Tomo Berteriak Allahuakbar ketika membakar semangat Pejuang Surabaya ketika peristiwa 10 Nopember ?, mungkinkah orang Surabaya yang rasanya kagumnya diungkapkan dengan Jancuk dan bukan Subhanallah, yang Salam Sapanya diungkapkan dengan Jancuk dan bukan Assalamualaikum itu menyambut serangan musuh dengan Mengucapkan Allahuakbar ?, apakah buku sejarah kita selama ini menyembunyikan kata - kata Jancuk dengan Allahuakbar, tentu lebih terasa Patriotik dan Religius Ketika Seorang Pahlawan mengucapkan Allahuakbar daripada Jancuk, dan tentunya lebih mudah bagi Guru Sejarah di Indonesia untuk menjelaskan Allahuakbar daripada Jancuk kan ?

tulisan ini mungkin tidak sepenuhnya berisi fakta, dan mungkin Bung Tomo tidak sepenuh hati meneriakkan Allahuakbar, saya hanya berharap kalian larut dalam tawa ketika membaca posting ini, sampai jumpa Cuk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun