Mohon tunggu...
Jaka Lanang
Jaka Lanang Mohon Tunggu... -

salam ukhuwah,semoga damai dan sejahtera

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petarung Nasib

25 Oktober 2011   11:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:31 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersandar pagi yang terus berganti Para petarung nasib tak pernah berhenti Mendobrak bola dunia dengan segala keyakinan dihati Agar hidup tak tersentuh mati... Butir butir keringatnya menjadi tanda Warna cinta untuk keluarga kecilnya Membuka semua alur kesempatan dunia Untuk menulis hikmah hari ini dalam suka duka... Tak perduli walau susunan tulang menjadi retak Ditumbuk bersama kisah hidup dengan suara kian serak Namun semangat tak pernah gentar Menyibak tirai kehidupan dalam do'a dan ikhtiar... Menyelami waktu yang pergi tak pernah kembali Melihat apa saja yang telah di tanam untuk dipanen nanti Sebagai bekal untuk hidup dikemudian hari Saat usia senja hingga kematian menghampiri... Bertanyalah semua petarung nasib di akhir kisah ikhtiarnya Dikala desah nafas diliputi rasa sunyi hampa Disaat petang datang menyelimuti tubuhnya Sudahkah syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa... ( SUFI AKHIR ZAMAN  25/10/2011 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun