Mohon tunggu...
Jaka Komara
Jaka Komara Mohon Tunggu... Guru - Wonderer

Hidup untuk ibadah

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cerdas Mengatur Pemasukan, Keluarga Nyaman, Ekonomi Negara Aman

5 April 2020   10:00 Diperbarui: 5 April 2020   10:06 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wabah Corona yang sudah menghantui masyarakat Indonesia selama beberapa minggu ini menjadikan masyarakat kita banyak yang panik, terlebih dari hari ke hari jumlah korban yang terjangkit virus ini semakin bertambah. 

Beberapa wilayah seperti Tegal sudah melakukan lockdown untuk menghindarkan diri dari penyebaran virus ini. Sementara Jawa Barat sendiri, menurut gubernur Ridwan Kamil, dalam proses mematangkan persiapan lockdown untuk daerah yang masuk ke dalam zona merah, tapi untuk keputusannya tetap mengacu pada persetujuan dari pemerintah pusat.

Saat kegiatan yang melibatkan banyak orang untuk sementara dilarang, maka tentunya memberikan dampak terhadap kegiatan perekonomian masyarakat. Saat toko dan pusat perbelanjaan banyak yang tutup, dan pasar-pasar banyak yang libur, stabilitas ekonomi mulai terganggu. 

Arus barang dan jasa banyak yang terhambat. Kestabilan ekonomi di masyarakat juga mendorong kestabilan perekonomian Negara. Ketika arus keluar masuk uang berjalan lancar, tentu kegiatan ekonomi makro juga akan stabil. Tapi, jika yang terjadi sebaliknya, hal yang akan terjadi adalah banyak perusahaan perbankan akan mengalami kerugian.

Bersikap tenang adalah langkah awal yang baik agar kita bisa merencanakan semuanya dengan matang. Saat orang-orang merasa panik, hal yang paling dikhawatirkan oleh perusahaan perbankan adalah terjadinya rush Money atau penarikan uang secara besar-besaran. 

memang, ketidaksiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi wabah ini terbukti dari kepanikan yang terjadi di lapangan, saat pertama wabah ini dinyatakan masuk ke Indonesia, banyak masyarakat yang berbondong-bondong memborong  kebutuhan sembako terutama pusat perbelanjaan yang ada di kota-kota besar, tempat jual masker dipenuhi pembeli, tempat jual alkohol juga turut dipenuhi masyarakat yang akan membuat handsanitizer. 

Kondisi seperti ini memberikan peluang bagi orang-orang yang hanya mementingkan perutnya sendiri, akibatnya saat barang-barang kebutuhan seperti gula banyak diborong, dan stok dipasaran kosong, maka yang terjadi adalah penimbunan secara besar-besaran demi memperoleh keuntungan secara pribadi, ini yang tidak kita harapkan. Seperti yang terjadi di Tasikmalaya, ada sekitar 160 Ton gula pasir yang ditimbun oleh oknum pengusaha nakal.

Sebagai makhluk sosial seharusnya kita mementingkan kepentingan bersama. Saat belanja, maka belanja keperluan seperlunya, karena orang lain juga butuh, seperti halnya kita yang butuh akan barang tersebut. 

Lalu  sebagai masyarakat kekinian, apa yang harus kita lakukan melihat kondisi tersebut? pilihan jawaban ada di diri teman-teman, apakah  ingin menjadi penambah masalah atau ingin menjadi solusi atas masalah. 

Ketika memilih untuk menjadi masalah, sebaiknya berfikir ulang, karena Negara ini sudah memberikan keamanan dan kenyamanan selama ini, terlepas teman-teman suka atau tidak suka terhadap pemerintahan sekarang, yang jelas saat ini waktunya anda berbuat sesuatu untuk Negara.

Saya harap dan mari kita menjadi solusi atas kondisi yang kita hadapi saat ini. Sekarang adalah saatnya kita bertindak menjadi pahlawan bagi masyarakat sekitar, apabila punya kelebihan secara ekonomi, hal kecil yang bisa dilakukan adalah menyisihkan, atau mungkin menghimpun sumbangan, untuk turut membantu masyarakat kecil yang kehilangan pendapatannya akibat dari wabah corona ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun