Mohon tunggu...
Jajat Jatnika
Jajat Jatnika Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru yang sedang belajar untuk menulis, saya ingin tulisan saya bermanfaat bagi saya dan khalayak. Salam Literasi untuk seluruh Pembaca

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Meniru Puasanya Kepompong

26 Maret 2023   09:27 Diperbarui: 26 Maret 2023   09:31 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sambil ngabuburit kita bisa tadabur alam, merenungi ciptaan-Nya yang menakjubkan

Sore hari ngabuburit menjelang magrib, duduk-duduk ditaman dikelilingi warna-warni bunga memang mengasyikan, lembayung senja diufuk barat berkilau keemasan, angin semilir membelai dedaunan seolah-olah saling berbisik, memanggil-manggil sang kupu-kupu untuk hinggap di bunga yang bermekaran. Semerbak harum bunga menarik perhatian berbagai jenis serangga, untuk bermain-main ditaman bunga. Masya Allah sungguh indah ciptaan-Mu. Ngabuburit menanti waktu Adzan magrib di taman bunga sungguh momen yang selalu dirindukan. Sambil duduk dikursi taman, menikmati alam ciptaan Sang Ilahi menambah semangat dalam menjalani puasa Ramadhan.


Ibadah tidak melulu melaksanakan yang pardhu. Sambil duduk termenung sendirian ditaman bunga merenungi alam ciptaan-Nya, juga bernilai ibadah. Tadabur alam artinya memikirkan tentang penciptaan alam sekitar yang menakjubkan bisa menambah keyakinan kita pada Sang Maha Kuasa.


Sambil duduk ditaman bunga, memperhatikan kupu-kupu yang berwarna-warni hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain sungguh menakjubkan. Tahukah pembaca sekalian proses penciptaan seekor kupu-kupu yang cantik? Kupu-kupu bermula dari seekor ulat yang kemudian melalui proses metamorfosis berubah menjadi kepompong lalu lahirlah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.
Ketika masih berwujud seekor ulat, ulat akan memakan dedaunan apapun yang ditemuinya dengan lahap. Kerakusannya bahkan bisa menghabiskan seluruh daun dari sebuah pohon. 

Fase hidup berikutnya ulat akan membungkus dirinya dan tinggal dalam sebuah tempat khusus atau sarang, kemudian berubah menjadi kepompong. Selama proses menjadi kepompong,dalam beberapa hari ulat melakukan puasa total, dia tidak makan apapun meskipun daun-daun muda yang menggoda disekitarnya melimpah ruah. Dia tidak tertarik sedikitpun untuk mencicipi dedaunan tersebut, tetap tinggal dalam sarangnya sampai waktunya tiba.


Setelah menjalani fase kepompong, dia akan keluar dengan wujud yang sangat menakjubkan. Jauh berbeda dari wujud asalnya. Dia tidak lagi berwujud seekor ulat tetapi seekor kupu-kupu dengan warna warni yang indah di kedua sayapnya. Dia tidak lagi hanya merayap dari daun-kedaun seperti wujudnya dulu, melainkan terbang bebas kesana kemari sesuka hati. Makanannya pun berbeda dari sebelumnya. Kupu-kupu hanya mencari nektar-nektar terbaik dari bunga-bunga yang bermekaran. Masya Allah Sungguh menakjubkan Ciptaan-Mu.

Selama menjalani fase kepompong, dia melakukan puasa total. Tidak tertarik sedikitpun untuk keluar dari sarangnya sekedar mencicipi dedaunan muda yang melimpah ruah disekitarnya


Pelajaran apa yang dapat kita petik dari peristiwa penciptaan seekor kupu-kupu?
Jika dikaitkan dengan keadaan kita yang sedang melakukan ibadah puasa Ramadhan. Dapatkah kita meniru puasanya kepompong? Sebelum Ramadhan tiba, kita mungkin melakukan perbuatan-perbuatan seperti layaknya seekor ulat yang dari bentuknya membuat orang jijik, dengan penuh ketamakan ulat melahap dedaunan apapun yang ditemuinya. Mungkin kita juga pernah melakukan hal yang sama seperti ulat memiliki sifat tamak, rakus, memakan makanan tanpa mengindahkan halal haramnya, melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syariat agama dan sebagainya.


Dibulan Ramadhan ini kita digembleng, dibina sekaligus diuji untuk meninggalkan Seluruh perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syariat agama, menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan ibadah puasa maupun hal-hal yang dapat mengurangi nilai pahala puasa. Meningkatkan amal ibadah kita, semakin mendekatkan diri pada sang Maha Kuasa. Jika kita mampu melakukan itu semua maka kita akan Kembali  menjadi manusia yang suci yang bersih dari dosa-dosa dan perbuatan-perbuatan kotor lainnya. 

Layaknya kupu-kupu yang tidak Kembali kewujud asalnya tetapi memulai kehidupan baru yang jauh lebih baik. Maka setelah Ramadhan usai kita bisa menjalani kehidupan  yang jauh lebih baik dari sebelumnya, kita akan lebih teliti dan hati-hati dalam menjalani hidup. Sikap, ucapan dan perbuatan kita akan selalu diselaraskan sesuai dengan tuntunan syariat. Kita akan tergolong kedalam umat yang mulia.


Kupu-kupu yang hinggap ditaman bunga terbang melayang menjauh pergi diiringi lantunan suara adzan yang menggema dicakrawala, Alhamdulillah Waktu magrib telah tiba menjadi pertanda saatnya berbuka puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun