Kecil kemungkinan untuk pemerintah meningkatan perekonimian rakyatnya agar kelak bisa memilih dengan rasional dan tak lagi bisa di suap, kecil kemungkinan untuk pemerintah meningkatkan kualitas pendidikannya agar mampu membedakan mana pemimpin yang kaya akan gagasan dengan pemimpin yang penuh omong kosong, dan kecil kemungkinan masyarakat akan lebih bermoral bila untuk ikut berkompetisi diperlukan cara yang tidak bermoral.
Yeah, realitas inilah yang terjadi pada sistem politik yang dianggap terbaik. Walaupun banyak hal positif dibawa oleh sistem ini seperti kebebasan bersuara dan persamaan hak suara. Akan tetapi, hal itu hanya akan terjadi bilamana kebutuhan dasarnya telah terpenuhi, kesetaraan yang dibangun tidak hanya kesetaraan dalam hak suara, melainkan dibarengi dengan kesetaraan ekonomi dan pendidikan yang dimiliki.
Memang kemungkinan buruk tersebut tidak pasti akan terjadi di setiap negara penganut demokrasi. Namun, lingkaran setan yang diciptakan oleh sistem demokrasi itu sendiri yang pada akhirnya berpotensi akan menghancurkan demokrasi itu sendiri. Pada akhirnya tak ada sistem politik yang benar-benar terbaik, yang ada hanyalah warga dengan kualitas terbaik. Maka, ketimbang fokus bagaimana menemukan sistem politik yang baik, jauh lebih bijak bila berupaya menjadikan diri versi yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H