Mohon tunggu...
Angkasa Yudistira
Angkasa Yudistira Mohon Tunggu... -

Pengguna obat-obatan sesuai resep dokter sedari bayi, akibatnya rusaklah semua gigi. Jurnalis juga. Suami juga. Ayah juga.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Juang Bujang

28 Mei 2010   11:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:54 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"mana ada aturan agama macam itu pak!!.."

"dulu aku tak tau, kukira dia di ustad, makanya kuturuti apa maunya... Eh, Bujang, bagaimana kabar istrimu??"

Begitulah Marbun, bapakku. Hidup dalam kepolosan, juga teguh dan patuh pada segala macam aturan agama. Seraya tanyakan kabar Rani, istriku, sudah seminggu terbujur lemah dalam kamar, entah apa nama penyakit yang ada di tubuhnya.

"sudah kau bawa dia ke dokter??" bapakku kembali ajukan pertanyaan.

"tak punya uang aku pak.: " jawabku lesu, belum mampu buat istriku sehat

"Bujang, bukan ku tak ingin buat kau senang, banyak uang, seperti aku kaya raya. Bukan pula ku tak ingin menolongmu dengan harta ku. Kau berkeluarga, kau kepalanya, kau busurnya, yang menentukan kemana keluargamu kau arahkan dengan usahamu, busurmu.. bah, macam panyair bahasa ku tadi."

Terapan jalan kehidupan ala bapakku. Sarat kemandirian. Anak orang kaya, kaya bukan karena orang tuanya yang kaya. Anak orang miskin, miskin bukan karena orang tuanya yang miskin.

Sebelas tahun yang lalu, sempat dibawanya diriku ke tanah suci, naik haji. Bertiga, bersama ibu ku, Inah, Istrinya. Akulah haji, yang sering nunggak bayar kontrakan, akulah haji, yang bimbang bawa istri ke dokter saat sakit, akulah haji yang insyaAllah mabrur, akulah haji yang baru tahu istrinya hamil.

Ternyata, bukanlah sakit yang membuat perut Rani merasa mual dan juga wajah yang tampak pucat. Hamil mudalah penyebab dari semua rasa pada tubuh mungil istriku. Rani sendirilah yang beritahu semua, baru saja ia datang, bercerita ada kumpulan dokter magang sediakan pemeriksaan kesehatan gratis dekat rumah. Katanya yang tahu dari dokter yang periksa dirinya, "Ibu tidak sakit, selamat ya buu... ibu sekarang sedang hamil."

Melayang diriku dibuatnya, sebentar lagi aku akan jadi bapak dari dua makhluk yang akan membawaku ke surga dengan do'a-do'anya. Terimakasih Tuhan, telah Kau beri percaya pada ku seorang anak lagi.

Aku tahu Kau maha tahu, walau aku belum kaya, Kau tetap berikan lagi aku seorang anak. Aku percaya pada-Mu, dan aku-pun percaya, mendidik dan membesarkan seorang anak tidaklah harus kaya terlebih dulu. Aku percaya pada-Mu, dan aku-pun percaya, hidup di dunia bertujuan untuk menghadap-Mu pada akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun