Mohon tunggu...
T**let Bekas
T**let Bekas Mohon Tunggu... -

PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mari Kembali Pada Rasionalitas Perbedaan yang Sehat

25 Juni 2014   16:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:02 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ramainya perdebatan terkait pesta demokrasi pemilihan calon presiden satu sisi mencerminkan partisipasi publik dalam pesta demokrasi yang mulai berkembang, namun di sisi lain sepertinya partisipasi ini begitu sangat emosional dari pada rasional. Misalnya, saya agak sedikit terkejut dengan perdebatan yang begitu emosional diantara temen-teman yang sebelumnya bahkan bahu-membahu dalam sebuah visi komunitas yang sama. Namun ketika bergulirnya perta demokrasi ini, mereka seperti baru mengenal dan tanpa tedeng aling-aling bahakan saling serang dan saling hujat. Menggembirakan atau mengkhawatirkan?

Prilaku emosional yang agresif ini semata karena didorong oleh sebuah harapan tinggi akan perbaikan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. Saya yakin itulah satu-satunya visi yang menyatukan kedua kubu pendukung yang saling "bertempur" saat ini. Yang membedakan hanya cara pandang dan penilaian mereka terhadap pilihan figur yang bisa dipercaya mewujudkannya.

Saya pikir, jika kita ingin berdebat mengenai kelebihan dan kekurangan dua figur baik Prabowo maupun Jokowi, pasti keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan yang tak akan pernah habis untuk diperdebatkan. Setiap orang memiliki kekuatan apologetiknya sendiri untuk mempertahankan asumsinya.

Sepertinya kita harus kembali kepada rasionalitas yang lebih mendamaikan dan menyejukkan dari pada membuang pikiran untuk hal yang tidak mendidik sama sekali. Sepertinya kita harus mulai melihat bahwa apapun itu, inilah kader-kader terbaik bangsa yang kita miliki untuk kita berikan beban amanah memimpin bangsa Indonesia kedepan.

Memilih Prabowo ataupun memilih Jokowi bukan lah sebuah pilihan sempurna, yang pasti semua ideal janji akan selalu tidak ideal jika telah teraplikasikan dalam sebuah kebijakan praktis. Apalagi tantangan Indonesia ke depan untuk perbaikan tidaklah mudah. Sebagai seorang pemilih tentunya kita harus sadar betul tentang pilihan kita, siap gembira juga siap kecewa. Jika kita mendapatkan pilihan kita menjalankan amanah yang dijanjikan kita patut bergembira, namun jika tidak kita juga harus siap bertanggung jawab sebagai pemilih yang telah mengusungnya dengan cara siap menjadi pengkritik beliau atas segala kelalaiannya.

Akhirnya, marilah kita berpesta demokrasi dengan tetap menjunjung etika dan rasionalitas. Silahkan berbeda namun tidak memupuk benih kebencian apalagi permusuhan. Jika ini selesai, siapapun yang terpilih kita harus secara gentle mendukungnya. Bersiap pula kembali satu visi sebagai satu keluarga Indonesia. Indonesia Raya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun