Mohon tunggu...
Humaniora

Sebaik dan Seburuk Ucapan adalah Doa

30 Maret 2019   05:45 Diperbarui: 3 Juli 2021   01:49 3651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Berfikir sebelum berucap, itulah yang biasa dilakukan oleh orang yang bijaksana. Yang sejatinya akan berkata "hati-hati dengan kata-kata, karena perkataan adalah doa". Hal ini tampaknya hampir disadari oleh semua orang, meski kenyataannya banyak yang hanya sekedar tahu dan tidak menerapkannya. Kendati demikian, masih saja banyak yang "termakan" oleh kata-kata karena apa yang mereka katakan menjadi kenyataan.

   Biasanya orang mengatakan perkataan kotor di saat mereka sedang marah atau emosi. Sering kita lihat seorang ibu, melihat kenakalan anak-anaknya, lantas tanpa disadarinya, keluarlah kata-kata yang seharusnya tak pernah keluar dari mulut seorang ibu terhadap anaknya. Atau seseorang yang mendoakan hal yang buruk pada seseorang yang ia benci. Malah karena begitu putus asa, ada orang yang suka mengeluh hingga mengatakan hal yang buruk untuk diri sendiri.

   Pernahkah Anda mendengar pernyataan ini? "Rongga mulut manusia kecil tapi lebih luas dari kebun ragunan, masa sihh hehehe. Dari setiap perkataan kotor yang kita keluarkan maka akan mengandung resiko yang sangat besar. Bila kita memaki orang dengan perkataan kotor maka kita akan menerima makian dan pukulan bila orang yang kita maki itu tidak terima.

Baca juga : 5 Makna Mendalam tentang Ucapan "Terima Kasih"

    Perkataan yang sia-sia. Barangsiapa mengetahui waktunya yang merupakan modal utamanya, maka dia akan menggunakannya hanya untuk perbuatan yang bermanfaat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Diantara kebaikan Islam sesorang adalah meninggalkan apa yang tidak diperlukannya."(HR. At-Tirmidzi).

   Salah  satu perbuatan yang sering kita lakukan adalah berbohong, berapa banyak kebohongan yang telah kita lakukan. Sedikit sedikit dapat menjadi bukit, walaupun berbohong merupakan dosa kecil, tetapi apabila dilakukan terus menerus dapat menjadi dosa besar. Hal lain yang sering dilakukan manusia adalah menghibah orang lain, ini adalah perbuatan yang sering terjadi dimasyarakat akibat tidak menjaga lidahnya.

    Oleh karena itu lidah hendaklah diawasi supaya hidup tenteram, aman dan damai. Sikap tidak menjaga lidah bukan saja menimbulkan kemarahan orang yang mendengarnya, malah menimbulkan implikasi buruk kepada hubungan sesama manusia dan mengakibatkan seseorang itu menjadi muflis di akhirat. Sehingga kita harus benar benar menjaga lisan kita agar kita tidak menjadi orang yang merugi diakhirat nanti.

Baca juga : Cinderamata dan Ucapan Terima Kasih untuk Kepala PPSDM Geominerba Periode 2018-2021

   Kuat beribadah dan memiliki pahala yang banyak tidak menjamin terpeliharanya seseorang itu daripada azab Allah SWT jika pada masa yang sama masih tetap melakukan penganiayaan, penindasan dan kezaliman kepada insan lain.

   Rasulullah SAW bersabda: "Yang dikatakan muslim itu adalah manusia yang selamat dari bahaya lidah dan tangannya."

   Imam Ali r.a berkata:"Hati yang jahat terletak pada mulutnya, dan mulut yang baik, terletak pada hatinya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun