Mohon tunggu...
Jahra Ahmara
Jahra Ahmara Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang penulis pemula yang masih ingin terus belajar, mohon maaf jika ada penulisan yang salah. Terima Kasih..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Pendidikan Luar Negeri sebagai Contoh dalam Mengembangkan Pendidikan Dalam Negeri

6 Juni 2022   21:55 Diperbarui: 6 Juni 2022   22:15 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan indonesia sering kali dikategorikan rendah jika dibandingkan oleh negara negara yang lain. Karena sistem pendidikan indonesia masih berantakan saat dijalani, tidak sesuai dengan kondisi anak anak di dunia pendidikan hingga memberatkan siswa / mahasiswa yang menjalankan pendidikan tersebut, dalam sistem pendidikan di Indonesia peserta didik harus mengikuti seluruh pelajaran yang harus ditempuh walaupun tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuannya dan sistem perkembangan pendidikan di indonesia yang terus berubah ubah dari zaman ke zaman seperti Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947, Kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum Pendidikan 1975, Kurikulum Pendidikan 1984, Kurikulum 1994 dengan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, hingga ke kurikulum yang dijalankan sekarang ini yaitu, Kurikulum 2013.   hal itu juga sebab dari tidak berkembang dan tidak majunya pendidikan di Indonesia yang bisa terlihat dari angka Programme for International Student Assessment (PISA), yang mana PISA di tahun 2018 membuktikan kalau rata-rata kemampuan membaca anak usia 15 tahun di Indonesia berada di peringkat 77 dari 77 negara.

Negara negara yang sudah jelas memiliki sistem pendidikan yang bagus yaitu negara Finlandia, China, Kanada, Korea Selatan dan juga Selandia Baru. Kita ambil contoh di negara Finlandia, yang penulis tahu sistem pendidikan di Finlandia hampir sama dan mirip bagi beberapa daerah di Indonesia yaitu mempercayakan gurunya sebagai pengajar di dalam kelas, serta guru memperhatikan seluruh peserta didik dengan karakter - karakter yang masing masing peserta didik miliki dan dari perhatian tersebut dapat menjadi ukuran suatu pelajaran dikelas, suatu hal kecil ini bisa merubah untuk mengembangkan pikiran peserta didik dalam kelas. dan yang penulis tahu di finlandia tidak hanya ada materi pembelajaran seperti matematika, literasi saja tetapi disana juga ada pelajaran moralitas, kreatifitas, kerajinan tangan dan musik yang dapat mengembangkan bakat peserta didik, mungkin di indonesia ada pelajaran kerajinan tangan, musik di dalam mata pelajaran seni budaya tetapi di negara kita pelajaran itu hanya dianggap sebelah mata, dianggap tidak perlu dan dikesampingkan, yang padahal pelajaran tersebut jika ada para siswa yang tertarik dan memiliki kemampuan tersebut akan bisa terus berlatih dan menjadi seorang yang hebat dalam bidang dia sukai. Lalu di negara Finlandia tidak ada yang namanya Global Education Reform Movement atau tidak adanya ujian nasional di dalam sistem pendidikannya, dan sedangkan di Indonesia masih mencari - cari sistem pendidikan yang tepat  dan hal itulah kebijakan, kurikulum di indonesia yang dimana pemerintah yang seringkali berubah ubah, sehingga tidak ada kejelasan yang tepat bagi para siswa di Indonesia.

Sistem pendidkan di Indonesia bisa menjadi lebih baik, dengan meninjau kembali perkembangan anak di Indonesia baik di kota maupun di plosok daerah. Dengan itu bisa pemerintah daerah bisa mengevaluasi semua aspek sistem pendidikan yang sudah ada ataupun sedang dijalankan, karena pendidikan yang sudah terjalan saat ini apa lagi di plosok daerah itu sangat tidak efisien dan tidak banyak berpengaruh baik dalam perkembangan pendidikan kedepannya. Dan indonesia bisa memeperbaiki permasalahan pendidian ini  hingga sesuai dengan siswa siswi yang ada di bangsa ini yang dimana sistem pendidikan yang sesuai faktor kehidupan yang dijalani oleh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun