Bersakit-sakit Dahulu, dan Bersenang-senang Kemudian. Baca Pengantarnya Dahulu dan Baca Kisahnya Kemudian.
" Keluarga Pelangi Alangkah Indahnya
Belanda, Jawa, Cina
Jepang, India dan lainnya
Perupa Mu Agung, Siapa Gerangan ?
Keluarga Pelangi, Ciptaan Tuhan..."
Ingat lagu anak-anak Pelangi-pelangi ?
Lagu tersebut menginspirasi aku mengubah liriknya disesuaikan dengan kondisi keadaan keluarga ku yang beragam, bercampur aduk, Multi Ras, Multi Etnis, Multi Agama dan Multi Golongan.
Dan hingga saat ini kami tetap bersatu karena Toleransi yang Tinggi dan Saling Menghormati.
Serta yang terpenting adalah rasa ikatan dalam satu keluarga yaitu " Keluarga Pelangi "
Ini adalah sebuah kisah nyata yang terjadi dari  zaman Nederlandsch-Indie atau Hindia Belanda yang sekarang disebut Indonesia dan sudah berlangsung 100 tahun lamanya hingga kini, yaitu kisah tentang "Veldhuyzen Family".
Pasangan Leonardus Veldhuyzen dan Charlotte Bernecker yang dikaruniai 3 anak yaitu : Agnes Evertine, Sheny dan Johny kemudian mereka bertiga terpisahkan hidupnya, Agnes di Indonesia sedangkan Sheny dan Johny di Belanda.
Kisah cerita terus berlanjut tentang anggota keluarga dan turun temurunnya yang diceritakan tersendiri seperti :
1. Agnes Evertine Veldhuyzen (baca cerita : Hujan emas dinegeri orang hujan batu dinegeri sendiri, Hujan Derita di Negeri Sendiri)
2. Violet Zuly Setianingrum (baca cerita: Nasi telah menjadi bubur, Kisah Kasih Cinta Sehidup Semati Hingga ke Kubur)
3. Paul Karel Setiono (baca cerita : Kehidupan seperti roda, Hidup Mati Diatas Roda)
4. Ronald Setiabudi (baca cerita : Air beriak tanda tak dalam, Air Empang  Beriak Tanda Kecebur)
5. Maria Setiawati (baca cerita : Surga di telapak kaki Ibu, Kedamaian dan Ketenangan di Telapak Tangan Ibu)