Mohon tunggu...
Hermawan Petra
Hermawan Petra Mohon Tunggu... -

Pengamat dan pencinta dunia teknologi kekinian lewat internet dan mobile technologi. Belajar dan belajar menulis dan membagikan sekaligus mengembangkan ilmu. www.jagoaninternet.com - www.kerjadirumahaja.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Tahun Baru Ibu..

1 Januari 2018   22:25 Diperbarui: 1 Januari 2018   23:36 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat tahun baru Ibu, waktu boleh berlalu dan usia bertambah tua tapi kasih sayangmu tak lekang dan sepanjang masa hidupku. Terima kasih Ibu untuk semua doa dan kasih yang kau berikan selama tahun ini. Kini tahun yang baru datang dan kaulah yang selalu menjadi harapan dan kasih untuk kami semua anak-anakmu. Kasih yang datang dari Sorga yang kau bagikan tanpa mengenal batas dan rasa lelah.

Ibu adalah segalanya bagiku, tempat bernaung dan berkeluh kesah akan hariku yang tidak menyenangkan, akan cerita-cerita sedih yang aku alami saat aku sekolah ataupun saat duka dan lara menyelimuti hatiku.

Tiap kali mengingat kasih Ibu, selalu terngiang di benakku betapa nakalku aku. Sudah banyak dan dan terhitung jumlahnya aku melawan Ibu dan tidak mendengarkan kata-katanya. Sudah seringkali rotan panjang bekas dipan di depan rumah menjadi saksi sekaligus alat untuk memukul pantat ku saat aku tetap bersikeras keluar rumah di jam tidur siang, saat bermain layangan di lapangan tanpa mengenal waktu, saat aku memukul dan nakal terhadap adik-adikku.

Ibu, betapa engkau ada di dunia ini sebagai tanganNya yang selalu terbuka untukku. Lewat karya dan kasihmu, aku mengenal Tuhan yang selalu baik untukku dan adik-adikku. Walaupun saat susah dan sedih sekalipun, saat lauk tak ada di meja makan bahkan tidak bisa membeli nasi goring gerobak sekalipun, atau saat tak ada baju baru buat kami di hari raya, engkau tetap mencari nafkah dan berusaha keras demi sekolah dan pendidikan kami.

Dibalik ajaran dan hukuman yang aku terima, dibalik nasihat dan larangan yang selalu diberikan Ibu kepadaku, dibalik air mata dan perih yang kurasakan usai dipukul, ternyata ada hati mulia seorang Ibu.

Tak pernah hilang dari ingatanku, kala aku masih di Sekolah Dasar dan saat itu aku sangat membutuhkan sepatu untuk berolah raga. Saat sepatu bututku tak layak lagi dan membuatku malu untuk memakainya karena ibu jari kakiku sudah nampak keluar, sedih sekali rasanya hati dan raut wajahku sepanjang hari dan minggu itu. Ibu tak pernah kehilangan akal dan doa buatku, dia tak pernah sayang akan hal lain selain melihat kami tersenyum kembali dari kesedihan dan membuat kami bisa bersekolah dengan nyaman. Saat itu saat dimana tak ada uang lebih untuk hal lain selain makan sehari-hari, ibu dengan rela menjual beberapa barang di rumah kepada tukang loak demi bisa membeli sepasang sepatu olahraga yang layak untuk aku.

Sungguh suatu kisah hidup yang sederhana, kisah yang mungkin terdengar biasa dan tak istimewa buat orang lain, tapi menjadi kenangan abadi di hatiku hingga hari ini. Titik dimana jantungku berhenti berdetak dan mataku berkaca-kaca saat menyadari betapa sayang dan cintanya Ibuku terhadap anak-anaknya.

Kini saat aku besar dan mulai bisa menyadari dan merenungkan betapa indahnya jahitan benang kisah hidupku di tangan Ibu, barulah aku bisa mengucapkan terima kasih Ibu dari lubuk hatiku yang paling terdalam. Bukan lagi sebatas kata-kata yang terucap dari lidah dan bibirku lagi, tetapi dari getaran yang muncul dari dalam diri dan tetesan air mata yang berlinang. Bukan lagi hanya ucapan semata, tetapi doa dan harapan yang terpanjatkan kepada Tuhan.

Tak ada cara lain untuk membalas semua kebaikanmu Ibu. Saat tangan kurang panjang untuk memelukmu, saat pinggang dan kaki kurang kuat untuk menggendongmu di usia tua, doa dan cinta kami selalu ada untuk membuatmu tersenyum bahagia.

Terima kasih Ibu, selamat tahun baru dari aku dan adik-adikku. Panjang umur dan sehat selalu untukmu ya Bu. Doa dan harapan kami selalu untukmu agar damai, sukacita dan damai sejahtera senantiasa melingkupimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun