Mohon tunggu...
Mbah Paito
Mbah Paito Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jangan ada guling diantara kita.,.,.,.,.,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Salam Pramuka

17 Agustus 2014   07:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:21 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama nggak mampir ke kos-kosan ini setelah hingar bingar capres. Mau menyapa dulu ah... Apa kabar Mas & Mbak Ngademin, gimana proyek mobil kompasiananya? dashboardnya udah ketemu belum? udah hampir kompasianival lagi lho. Apakabar teman-teman semua maaf lahir batin yak, gimana lomba 17annya dapet hadiah apa aja?. *sok akrab banget* heuheuheu

Salam Pramuka.,.!!!

Ngomong-ngomong soal pramuka ingatanku langsung melayang ke masa-masa sekolah dulu. Yang dimaksud dengan pramuka di sini tentu Praja Muda Karana. Dimana ada tingkatannya mulai dari siaga, penggalang, penegak sampai pandega. Bukan pramuka yang lagi ngetren saat ini yaitu Perjaka Muda Karatan dimana tingkatannya hanya ada satu yaitu tingkat penggalau, heuheu.

Awalnya aku sangat antusias sama yang namanya pramuka. Rumahku letaknya hanya 50 meter dari lapangan sepak bola yang sering dipakai untuk kemah oleh berbagai sekolah di seantero kabupaten. Kalau ada kemah pramuka, Emak biasanya jualan makanan dan minuman, bikin gubug kecil di pinggir lapangan. Itu artinya kalau ada pramuka, berabti rejeki mengalir. Sambil bantuin Emak jaga dagangan biasanya aku cuci mata melihat-lihat kegiatan para peserta. Apalagi klo yang kemah sekolah SMK yang mayoritas muridnya cewek. Meski masih bayi tapi udah bisa mbedain mana cewek cantik  heuheuheu.

Kadang kasihan juga sama para peserta kemah yang dibentak-bentak sama seniornya. Salah sedikit dibentak salah sedikit dihukum, yang laki-laki push up yang perempuan scout jump (bener g nulisnya). Dan kata yang paling aku ingat adalah teriakan para senior kepada juniornya “cepat deeeek…”. Kadang udah cepet aja masih aja diteriakin "cepat deeek.." sambil meniup sempritan kayak tukang parkir.

Teriakan tersebut masih terus terngiang-ngiang hingga aku masuk SMP dan mengalaminya sendiri (waktu SD nggak ada kegiatan pramuka). Pramuka merupakan ekstrakulikuler yang wajib diikuti kelas 1 & 2. Sejak pertama masuk udah dibentak-bentak, suruh ini – itu kalau salah disuruh push up, mana mulainya jam setengah 3 siang. Belum lagi harus manggil guru-guru yang udah tua dengan panggilan “kak”. Jadi berasa ikut tua. Padahal masih unyu-unyu.

Sampai sekarang aku paling alergi kalau dipanggil “Kak” karena kesannya kayak pembina pramuka. Kedua, jadi kayak pimpinan gangster di film-film cina. Ada kakak pertama kakak kedua hingga kakak tua. Ketiga jadi kayak anak alay yang ngetren dengan jargon “cemungudh kakak”. Cukup Kak Seto aja yang dipanggil Kak.

Hari-hari selanjutnya tiap pramuka selalu jadi momok, nggak ada asik-asiknya. Udah mulai ilfil sama yang namanya Pramuka. Isinya cuma dibentak-bentak sama dihukum gunanya apa juga nggak tahu. Kelas 2 SMP tambah males apalagi yang jadi “seniornya” teman satu angkatan. Gitu masih aja dibentak “cepat deek”.. Dak dek dak dek gundulmu. Mungkin klo ABG alay sekarang klo diteriaki “cepat deek” akan dijawab “woles kakak”.

Saking malesnya kelas 2 semester pertama hanya berangkat 2 kali. Itu juga gara-gara reguku nggak ada yang datang trus Keesokan harinya dipanggil sama guru pembina pramuka trus dimarahi + dijemur di pinggir lapangan mirip ikan asin habis digarami. Mungkin kalau terjadi jaman sekarang udah difoto teman-teman trus jadi bahan olok-olokan di facebook.

Semester dua mulai aktif pramuka meski dengan seperempat hati (setengah hati masih lebih mendingan) daripada dijemur lagi sama guru. Akhir semester uang kas regu kami masih banyak, kami putuskan untuk makan-makan di warung mie ayam langganan dekat sekolah. Minggu depannya pembina mengumumkan akan ada kemah lagi dan kelas 2 wajib ikut. Jangkriiik…mana uang kas sudah habis. Rasanya kayak mau nembak cewek tapi udah keduluan orang lain. Antara dongkol campur nyesel.

Saat SMA udah mendingan karena pramukanya kebanyakan di dalam kelas. Klo dibentak-bentak sih masih tetep dan kalimat khasnya yaitu “cepat deeekkk” masih sering digunakan. Yang bisa menghilangkan trauma atas kalimat tersebut cuma toilet. Klo aku lagi di toilet trus ada yang teriak “cepat deek” itu tandanya bukan orang marah tapi orang kebelet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun