Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Syair Berdarah-17- Geger Benua Lokanata

31 Agustus 2024   06:36 Diperbarui: 31 Agustus 2024   06:47 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke masa lalu...

"HRRRGGHHHH!"

Datuk Iblis Selatan mengereng marah, karena semua pelaksanan rencananya memberikan hasil yang sangat jauh dari diharapkannya.

Dia sudah merencanakan semua kudeta itu dengan matang, dibantu oleh orang dalam istana yaitu Panglima Natadenta yang berkhianat kepada rajanya. Semula eksekusi rencana itu manis sesuai rencana tapi sekarang menemukan batu sandungan diluar perhitungannya.

Raja Benua Kerta yang kekuasaan ingin direbut paksa olehnya ternyata dibela para prajurit dan patriot negeri Benua Lokananta.

Semua patriot dari delapan penjuru angin bahu membahu membendung serangan Datuk Iblis Selatan yang sudah mengorganisir para bandit dunia hitam dan prajurit pengkhianat dari dalam untuk menjalankan siasatnya yang diatur secara licik hampir dua tahun belakangan ini.

Meski dirinya sedang bertarung karena merasa di atas angin, dengan jumawa Datuk Iblis Selatan melayani serangan kelima ketua Partai dengan santai. Bahkan dia masih bisa melihat pertempuran yang lainnya.

* 

Dari jauh Datuk Iblis Selatan melihat semua pertempuran yang terjadi di depan matanya.

Pertempuran campuh antara tentara kerajaan dan tentara pengkhianat yang dibantu para penjahat dunia hitam kambratnya masih terus berlangsung. Tidak sedikit korban yang jatuh dari kedua belah pihak.

Saling bertempur mati-matian demi keyakinan yang berbeda.

Para pengkhianat bersemangat karena terbayang mendapatkan kemuliaan jika kudeta berhasil. Setidaknya mereka akan naik pangkat dan mendapatkan harta jarahan sesuai janji Panglima Natadenta.

Bagi para tentara setia, bertempur hidup dan mati adalah sebuah pilihan suci untuk membela tanah air dan membela raja yang dicintainya.

Tubuh-tubuh malang bergelimpangan. Baik luka atau tewas mengenaskan.

Membuat ibu kota Benua Lokananta diselimuti hawa kematian dan bau anyir darah.

Sementara itu...

Di tempat lain, Datuk Iblis Selatan melihat sekutunya Panglima Natadenta sedang bertempur mati-matian dengan loyalis Benua Kerta. 

*

"Panglima Natadenta, kurang baik apa? Baginda Raja kepadamu? Sampai kamu kemaruk ingin merebut tahta?" teriak Panglima Saratoma penasaran melihat sahabatnya ternyata menjadi gelap mata. Ingin mengangkangi hak orang lain, dengan berlaku licik bersekutu dengan Datuk Iblis Selatan dan kambratnya para penjahat. 

"Tutup, mulutmu, Saratoma! Kamu, saja yang tolol, mau diperbudak oleh Raja Gila itu!. Hiaaaat!" teriak sengit Panglima Natadenta tidak mau kalah. Baru saja habis ucapannya, pedang panjangnya terus dilancarkan dengan Jurus Menusuk Rembulan Merah. Pedang panjangnya berubah menjadi warna merah membawa tenaga dalam panas.

Untung saja Panglima Saratoma waspada, meski penasaran, sedikitpun ia tidak lengah. Bekas sahabatnya yang sekarang menjadi pengkhianat dipapaki serangan tusukan pedang yang membadai dengan pedang kembaranya yang diputar seperti perisai. Jurus Perisai Kembar Maut melayani rangsekan si pengkhianat. Akibatnya....

"Trang... Trang... Tranggg!"

Adu serangan, adu tangkisan. Sama-sama trengginas, sama-sama kuat dan tangguh.

"Setan Alas!" maki Natadenta marah, melihat semua tusukannya dapat diredam oleh Saratoma.

Panglima Natadenta meningkatkan serangannya, tapi semua berhasil dimentahkan oleh Panglima Saratoma. Kegagalan yang ditemuinya membuat Natadenta mata gelap.

"Mati Kamu, Saratoma!" teriak Natadenta kalap. Pertempuran hampir seratus jurus itu membuatnya tenaganya berkurang dan emosinya tidak terkendali.

Ini lah yang menjadi kesalahan fatal bagi Panglima Natadenta yang sebenarnya sudah kaya pengalaman bertarung dan berperang. Mungkin dilatari oleh niat yang busuk, dan tidak murni lagi tenaga dalamnya, karena selama gulung gemulung dengan Datuk Iblis Selatan, segala hal yang menjadi pantangan dilanggarnya. Dia suka begadang, mabuk-mabukan, dan main wanita. Akibatnya tenaga murninya telah tercemar dan tidak sekuat dulu.

Maka, ketika Panglima Natadenta melesat ke atas dengan melancarkan tusukan pedang membabi-buta, Panglima Saratoma tidak menunggu datangnya serangan atau hanya sekedar menangkis saja. Tubuh tinggi besarnya segera melejit ke udara, memutar pedang di tangan kiri membuat perisai pelindung dan pedang di tangan kanannya melontarkan tusukan jarak jauh dari gabungan jurus Perisai Kembar Maut dan Bayangan Sejuta Pedang.

"Syuut... Syuut... Syuuttt!"

"Sraat.. sratt... Sraatt!"

Dua tiga tusukan Jurus Pedang Menusuk Rembulan merah masuk ke lingkaran Perisai Maut, tersedot dalam putaran dan dimuntahkan kembali ke luar lingkaran dengan menyisakan cabikan mata pedang di pakaian biru yang dikenakan oleh Panglima Natadenta.

Sengatan pedang itu, membuat Panglima Natadenta terkejut meski tidak membuatnya terluka maka dia bergegas menarik ujung pedangnya, sayang semua yang dilakukannya itu sudah masuk ke perhitungan masak dari Panglima Saratoma.

Akibatnya, saat keduanya masih berada di udara, Bayangan Sejuta Pedang milik Panglima Saratoma terus menebar ke arah titik-titik vital dari tubuh Panglima Natadenta.

"GOBLOK!" teriak Datuk Iblis Selatan dari jauh.

Sayang, teriakan itu datangnya sudah terlambat, bayangan mata pedang datang lebih cepat seperti gerak Malaikat Pencabut Nyawa saja.

"Trang... Trang... Tranggg... JLEBB!"

"AAAAAAAA!"

Tiga bayangan pedang berhasil ditangkis, tapi posisi Panglima Natadenta sudah terperangkap oleh siasat cerdik dari Panglima Saratoma, maka, bayangan pedang ke empat membawa mata pedang sejati menusuk ulu hati Panglima Natadenta. Telak.

Terdengar jeritan penasaran dan nyawa Panglima Natadenta terbang ke akhirat.

*

"Goblok... goblok!" rutuk Datuk Iblis Selatan sedikit terpecah konsentrasinya. 

Akibatnya, Jurus Tinju Elang Sakti dari Sempati Tetua Partai Elang berhasil mengibarkan jubah hitam yang dia pakai. Untung saja, level kesaktian Datuk Iblis Selatan lebih tinggi, sehingga hanya dalam hitungan sepersekian detik, Tinju Elang Sakti yang mampu menghancurkan batu cadas sebesar Sapi Bunting berhasil dielakkan dengan cepat.

"HUHHH!" dengusnya kesal, melihat kenyataan bahwa sekutu utamanya malah mati begitu cepat.

Maka, sambil melenting ke udara lima kali berjungkir balik, Datuk Iblis Selatan merapal Jurus Pelontar Meteor yang membuat kedua tangannya berubah menjadi warna merah membara dan berselimut bara api yang siap dilontarkan.

"AWAS, hati-hati," teriak Barjamusti Tetua Partai Bantala Agni yang paling senior memperingatkan para tetua yang lain.

"HIAAA... BLAAARRRR!"

Adu dua pukulan sakti antara Jurus Pelontar Meteor dengan Jurus Bara Api Suci, membuat tubuh Barjamusti terlempar sepuluh tombak karena kalah kuat.

Tubuhnya yang gempal terbanting menghantam gerbang istana Benua Lokananta.

Barjamusti terluka dalam dan muntah darah. 

Kejadian itu membuat empat orang patriot terkejut, karena tidak menyangka bahwa Ki Barjamusti yang mempunyai ilmu kesaktian tertinggi kalah adu tenaga dalam.

"HA... HA... HA... HA, Ayo, maju semua budak-budak Benua Kerta. Aku akan kirim kalian semua ke neraka, menemani Natadenta," tawa seram dan teriakan penuh ancaman dari Datuk Iblis Selatan.

Meski Panglima Natadenta telah mati, namun sepak terjang para penjahat berhasil merangsek menjebol pertahanan gerbang istana.

Apalagi tawa besar dan teriakan kesombongan Datuk Iblis Selatan membakar semangat mereka.

Para penjahat dengan ilmu kesaktian beragam bergerak terus meski dihalang-halangi oleh Panglima Saratoma yang dengan gigih menjaga istana. Hatinya sedikit lapang, meski melihat bahwa kedudukan pembela setia Baginda Raja Benua Kerta satu demi satu berguguran. Yang terpenting, Baginda Raja Benua Kerta dan keluarganya sudah diamankan oleh Perdana Mentri Suga Branjali.

"Ayo, terus lawan. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung!" teriaknya memberi semangat meski sekujur tubuhnya telah dimakan luka akibat sepak terjang senjata para penjahat yang berilmu tinggi.

Apakah yang terjadi kemudian?

Apakah sepak terjang Datuk Iblis Selatan mampu menghabisi sisa dari tetua partai yang lain?

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun