Dengan mata berkaca-kaca dia berpaling ke arah Ki Masto dan Galih Sukma, ada bayangan permohonan yang sangat dari sinar mata itu.
"Mohon ijin Ki Masto dan Bik Surti, boleh aku memeriksa Kang Parjo?"Â
Bik Surti tidak menjawab, hanya mengangguk kuat-kuat untuk mengungkapkan isi hatinya. Pertolongan adalah harapan terbesar hatinya.
"Ayo, Nak Galih Sukma, jangan ragu!" jawab Ki Masto cepat.
Dengan sigap Galih Sukma maju dan memeriksa Parjo dengan cepat tanpa rasa risih dan jijik melihat tubuh luka-luka karena garukan dan nyata sisik-sisik ular sudah mulai bermunculan. Ada bau amis yang mengawang samar.Â
Dibukanya pakaian yang dipakai Parjo dibantu emaknya dengan hati-hati.
Ki Masto dan beberapa tetangga yang lain, memberi ruang yang cukup bagi Galih Sukma melakukan usahanya, sambil melihat dengan rasa penasaran yang besar. Ada was-was, ada juga harapan, siapa tahu Galih Sukma benar-benar bisa menyembuhkan Parjo. Siapa tahu?
*
Setelah memeriksa dengan teliti, Galih Sukma mengerahkan kekuatan tenaga dalam panasnya untuk membuka ujung syaraf yang melemah karena serangan racun yang dikirim seseorang.Â
Galih Sukma mempunyai indera keenam yang sangat peka, punya tenaga dalam panas dan tenaga dalam dingin. Kemampuan itu diperolehnya setelah dia terlepas dari koma selama tujuh hari akibat sengatan Gurita Cincin Biru dan Sambaran Petir.Â
Dalam keadaan koma, Galih Sukma yang lemah saat itu seperti berada di alam antara, Alam Dunia dan Alam Akhirat, maka selanjutnya dia mampu melihat makhluk astral di sekitarnya setelah dirinya sembuh.