Angin laut menerbangkan anak rambutmu
Berkibar di latari jerit sepasang camar yang bermain ombak di Teluk Awur
Butiran keringat luruh dari keningmu yang landai membiaskan warna laut yang berubah kesumba
Sementara di batas cakrawala, tirai senja sudah turun perlahan
Aku tergugu di atas putihnya pasir yang telah memudar dijilati oleh ujung ombak yang mengejar anganku melihat pesonamu!
Aih, senja yang selewat saja
Berhasil secara epik membingkai wajahmu
Yang membuat aku sekali lagi berteriak di dalam hati.
"Tidak salah Tuhan memilihmu untuk aku cintai"
Uraaaaa!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI