Pagi diawali dari kentongan ketiga
Aku masih menunggui airÂ
Untuk mengisi penuh palung hati yang kekeringan
Meski hujan di  bulan November ini kian rajin mampir
Mengobati luka yang tertoreh kering berdebu
Pagi, hampir tiap pagi
Aku menunggu air yang mengucur memberikan harapan janji akan kesegaran
Air ternyata sumber segala
Memiris aku air lenyap digerus pemanasan global
Tinggal setetes-setetes di kran rumah berdenting di wastafel keluarga
Entah, sampai kapan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!