Terkadang Sendiri Melayari Takdir
Malam menggantung di atas nelayan yang kesepian
Melaut di musim yang hangat berangin
Di bawah sang rembulan raya dan ditemani taburan gemintang
Angin musim yang bergulung menggulung di atas ombak yang mengelam
Ditengahi pekik kelelawar yang memulai perburuaannya
Bintang panjer rino adalah pertanda arahmu pulang
Dengan setumpuk hasil yang menjadi asa di rumah
Terseok dalam dingin yang luruh dan hantaman ombak yang memecah di hatimu
Usaha telah memeras keringat yang lenyap di bawa berita
Doamu telah mewarna langit yang menggelap dalam tingkahan dzikir yang tak pernah lepas dari bibirmu yang menghitam kusam
Malam terus berdetik menyeret ke semburatnya pagi yang masih ranum
Saat perahu tergolek sendiri menandai hari-hari perjalanan menjemput takdirmu
Selalu berputar dan menggilas ombak yang tak henti berdebur di pantai
Membawa cerita dari negeri seberang
Membawa kisah dari musim ke musim
Untukmu laut adalah perjuangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H