Mohon tunggu...
Jagad Samudro
Jagad Samudro Mohon Tunggu... -

Student of International Relations UGM 2013 and Marching geek.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunitas Film UGM Bekerja Sama dengan Mahasiswa UI dalam Pembuatan Video Bertemakan Marching Band

3 Maret 2014   06:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_298042" align="aligncenter" width="448" caption="Display ACE"]
[/caption]

Yogyakarta – Industri film di Indonesia, memang tidak dapat dipungkiri, sedang mengalami perkembangan yang pesat. Belakangan ini mulai bermunculan film-film berkualitas dalam jumlah yang tidak sedikit seperti 5 CM, Negeri 5 Menara, dan sebagainya. Bahkan, beberapa di antaranya telah menapaki level internasional, seperti The Raid, dan yang baru-baru ini dirilis, Killers. Film-film tersebut hadir dalam bermacam-macam genre, mulai dari drama hingga action.

Dunia film telah menjadi hobi di kalangan pemuda Indonesia dewasa ini, mulai dari pelajar SMP, SMA, sampai mahasiswa. Oleh karena itu, akhir-akhir ini banyak berdiri kumpulan para pecinta film yang membentuk sebuah komunitas, baik yang resmi maupun tidak resmi. Aktivitas mereka tidak lain dan tidak bukan adalah membuat film. Kegemaran membuat film ini tidak hanya sebatas pada pembuatan film-film pendek amatir, melainkan juga video-video pendek kreatif lainnya seperti music video, video profil, iklan, dan lain-lain.

Di Universitas Gadjah Mada sendiri terbilang tidak sedikit terdapat komunitas pecinta film mulai di tingkat fakultas hingga universitas. Hanya saja, komunitas-komunitas ini masih sebatas kumpulan nonformal yang bergerak secara indpenden karena bidang sinematografi sendiri belum menjadi sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa layaknya fotografi. Namun, usaha untuk mengembangkan bakat dan potensi diri di bidang sinematografi tetap berjalan. Salah satu contohnya kegiatan yang dilakukan oleh komunitas videomaker dari FISIPOL UGM yang belakangan ini melakukan kerja sama dengan komunitas pecinta film dari Universitas Indonesia dalam rangka bersama-sama mengikuti sebuah kompetisi video kreatif.

[caption id="attachment_298041" align="aligncenter" width="300" caption="Sesi latihan Brass section"]

13936906381011000781
13936906381011000781
[/caption]

Dalam menjalankan proyeknya, kedua komunitas ini bersama-sama sepakat mengambil konsep video kreatif yang bertemakan “marching band” untuk diikutsertakan dalam kompetisi yang diadakan oleh ACE Hardware Indonesia dalam rangka ulang tahunnya yang ke-18 tersebut. Marching Band akhir-akhir ini juga mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum dengan hadirnya film “12 Menit Kemanangan untuk Selamanya” yang mengangkat tema tentang kehidupan para anggota marching band. Masing-masing kampus, baik UGM dan UI, juga memiliki UKM marching band yang memiliki prestasi melimpah dan merupakan marching band universitas ternama di Indonesia. Proyek video yang digarap oleh kedua komunitas ini juga melibatkan sebuah unit marching band tingkat SMA di Jakarta, Mbrass 68.

Sebelum proses pengambilan gambar berlangsung, tim pembuat film melakukan latihan bersama-sama dengan unit marching band yang terlibat. Rupanya, hal tersebut tidaklah mudah. Menggabungkan unsur-unsur marching band dengan sinematografi membutuhkan keuletan dan kerja keras serta kerja sama tim yang baik. Dalam hal sinematografi, tim hanya membutuhkan ide kreatif, skenario, pencahayaan dan teknik pengambilan gambar yang baik, aktor dan aktris yang seadanya bahkan sudah cukup. Namun, lain halnya jika melibatkan sebuah unit marching band dalam sebuah video atau film. Dalam dunia marching band, keseragaman merupakan harga mati. Banyak hal yang harus dipersiapkan seperti lagu yang akan dimainkan, gerakan color guard yang akan ditampilkan, serta display (formasi barisan) yang akan dibentuk saat pertunjukkan berlangsung. Tentunya hal tersebut menambah agenda kerja tim pembuat video, apalagi unit yang dilibatkan terdiri dari pelajar SMA.

Kegiatan yang dilakukan antara dua komunitas pecinta film dari universitas yang berbeda seperti ini tentunya memiliki banyak manfaat dan hal-hal positif. Mahasiswa tidak hanya dapat mengembangkan potensi dan baakat mereka di bidang perfilman, tetapi kegiatan ini juga mendorong terjalinnya hubungan mahasiswa antaruniversitas yang lebih erat serta melatih teamwork, kekompakkan, dan kesabaran. Hal ini juga menunjukkan bahwa kompetisi tidak selamanya memicu aksi negatif, melainkan juga dapat memacu pemuda untuk lebih mengasah kemampuan yang mereka miliki tidak sebatas dalam ruang lingkup yang mereka kuasai saja. Kegiatan-kegiatan seperti ini sudah seharusnya mendapat apresiasi dan dukungan positif, baik dari masyarakat maupun pihak universitas, khususnya bagi kerabat di Universitas Gadjah Mada mengingat sejauh ini belum ada Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak dan dapat mewadahinya potensi bakat para videomaker atau pecinta film.

Hasil video lihat di sini (copy URL) -->


https://www.youtube.com/watch?v=AOy3cytCx5o

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun