Oleh : Jagaddhita Rifa Nayotama Mahasiswa program studi pengembangan masyarakat islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Ekofeminisme adalah sebuah pendekatan yang menggabungkan ekologi dan feminisme, memfokuskan pada hubungan antara penindasan terhadap perempuan dan eksploitasi lingkungan. Analisis isu-isu ekofeminisme, terutama dalam konteks perempuan dalam pelestarian lingkungan hidup, dapat mencakup berbagai aspek berikut:
1. Interseksi Penindasan
Ekofeminisme menyoroti bagaimana penindasan terhadap perempuan dan eksploitasi lingkungan saling berkaitan. Pandangan ini berargumen bahwa patriarki yang mendominasi banyak budaya juga mendorong eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Dengan demikian, perjuangan untuk kesetaraan gender tidak bisa dipisahkan dari perjuangan untuk keadilan lingkungan.
2. Peran Perempuan dalam Pelestarian Lingkungan
Perempuan seringkali berada di garis depan dalam upaya pelestarian lingkungan. Mereka terlibat dalam berbagai aktivitas seperti pertanian berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam, dan inisiatif komunitas untuk menjaga hutan dan air. Contoh konkret adalah Gerakan Chipko di India, di mana perempuan memainkan peran penting dalam melindungi hutan dari penebangan.
3. Pengetahuan Tradisional dan Kearifan Lokal
Banyak perempuan, terutama di komunitas adat dan pedesaan, memiliki pengetahuan mendalam tentang praktik-praktik ekologis yang berkelanjutan. Pengetahuan ini sering kali diturunkan dari generasi ke generasi dan mencakup teknik-teknik bertani yang ramah lingkungan, penggunaan tanaman obat, dan manajemen air yang efektif.
4. Kesenjangan Gender dalam Akses ke Sumber Daya
Perempuan seringkali memiliki akses yang lebih terbatas ke sumber daya alam seperti tanah, air, dan hutan, dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini memperkuat pentingnya memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan akses yang adil dan setara ke sumber daya ini, yang pada gilirannya juga akan memperkuat upaya pelestarian lingkungan.