Sistem pemilu tertutup dapat membuat para calon legislatif (caleg) melupakan turun ke bawah (turba) mengurusi rakyat. Caleg jadi malas menyapa konstituennya.
Sistem coblos langsung nama atau orang, kata politisi muda Golkar Dave Laksono, lebih diminati oleh masyarakat. Masyarakat tetap memiliki hak untuk memilih, masyarakat tetap memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya.
Jika menerapkan sistem proporsional tertutup, di mana caleg terpilih ditentukan oleh partainya, hal itu bisa membuat kader partai malas turun ke bawah. Caleg bisa sangat pasif, sebab proses keterpilihannya ditentukan oleh partai.
Pemberlakuan sistem proporsional tertutup juga dikhawatirkan bisa memberangus fungsi aspirasi anggota DPR. Sebab, sistem ini bakal membuat para caleg cukup bergantung pada keputusan partai, sehingga mengabaikan kewajibannya untuk turun ke rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H