Mohon tunggu...
Jafran Azzaki
Jafran Azzaki Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Menulis

Seseorang dengan hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bukan Menunggu Godot

31 Januari 2023   10:56 Diperbarui: 31 Januari 2023   11:08 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi saat mengantar Surya Paloh hingga ke halaman Istana usai pertemuan empat mata mereka pada Kamis pekan lalu. (Foto: Detik.com).

KITA tidak sedang "Menunggu Godot", sesuatu yang tidak pasti atau absurd. Dari berbagai fakta yang disertai sejumlah pertimbangan, diyakini jika Presiden Joko Widodo akan mengumumkan perombakan kabinet Indonesia Maju pada 1 Februari besok. Rabu pon  adalah hari keramat dalam penanggalan Jawa yang disebut-sebut disukai Jokowi.

Jika kemudian Presiden Jokowi tidak jadi menyampaikan hal itu, itu pun harus dianggap biasa-biasa saja. Bukan sesuatu yang istimewa, karena politik pada dasarnya sangat cair. Jokowi bisa mempertimbangkan kemungkinan melakukan hal itu di lain kesempatan. Yang pasti, hak prerogatifnya tak bisa dipertentangkan.

Ihwal perombakan kabinet Indonesia Maju sudah berulangkali ditulis, akan tetapi memang tetap menarik untuk dinanti kepastiannya. Apakah Jokowi benar-benar akan memutuskan hal itu, merombak kembali kabinetnya? Atau, tetap memberi kesempatan para pembantu utamanya untuk konsentrasi pada tupoksinya masing-masing?

Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung sudah tahu jawaban-jawabannya. Namun,  Pramono Anung merasa tidak etis untuk menyampaikannya ke media, yang lalu menyebarkannya ke publik. Ini menyangkut nasib rekan-rekannya sendiri di kabinet.

Terutama para menteri yang belakangan ini disebut-sebut layak diganti, sebagai konsekuensi dari sikap mbalelo partainya. "Emoh aku," itu mungkin kata Pramono, menangkis desakan kalangan media Istana.

Para pimpinan partai dan elit politik merespon kabar segera dilakukannya reshuffle dengan berdebar-debar. Debar waswas khususnya dirasakan pimpinan dan elit NasDem, sedangkan debar lebih ke perasaan senang dirasakan pimpinan dan elit partai koalisi pemerintah lainnya.

Surya Paloh, pendiri NasDem, mungkin termasuk juga yang sudah mengetahui akan dilakukannya reshuffle kedelapan kabinet Indonesia Maju ini. Surya Paloh sudah diterima Jokowi Kamis pekan lalu, dan diyakini bahwa dalam hampir 90 menit pertemuan empat mata tersebut ihwal perombakan kabinet disampaikan kepadanya.

Surya Paloh harus menerima konsekuensi logis dari kebijakannya untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres di Pilpres 2024 mendatang. Padahal, sebagai partai koalisi pemerintah, Surya Paloh dan NasDem wajib mendukung dan sekaligus mengamankan kebijakan Jokowi. Anies bukannya figur bacapres yang disukai Jokowi.

Surya Paloh tentu mencoba membela tiga menterinya yang berada di pemerintahan sekarang ini, yakni Syahrul Yasin Limpo (Mentan), Siti Nurbaya Bakar (Meneg LH dan  Kehutanan), dan Johnny G.Plate (Menkoinfo).

Dari tiga menteri NasDem tersebut, hanya Johnny yang disebut-sebut layak dipertahankan. Dua lainnya kemungkinan besar diganti. Akan tetapi, sekali lagi, perombakan menteri adalah kewenangan mutlak Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun