SEJUMLAH partai politik merayu Kaesang Pangarep untuk bergabung dengan mereka. Dari partai non parlemen seperti PSI dan Perindo, hingga PDIP dan PPP yang partai pro pemerintah. Ke mana suami Erika Gudono itu memastikan pilihannya?
Sebelum menelaah lebih jauh kita telusuri latar belakang dari munculnya keinginan berpolitik dari Kaesang Pangarep ini. Tidak sulit untuk menelusurinya. Ketertarikan putra bungsu dari Presiden Joko Widodo tentunya tidak terlepas dari kehidupan yang melingkarinya. Dari ayah, kakak, dan kakak iparnya. Semua berpolitik.
Jadi tidaklah aneh jika akhirnya adik dari Gibran Rakabuming Raka dan Kahiyang Ayu itu tertarik ke politik. Kemungkinan besar justru publiklah yang akan terkejut seandainya Kaesang Pangarep ini bertahan pada jalan yang ditempuhnya sekarang ini, sebagai pengusaha misalnya.
Tidak mengherankan jika elit politik dan pengamat menduga Kaesang akan mengikuti jejak ayahnya, yang dua kali menjabat Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan menjadi pemimpin negeri ini selama 2 periode.
Mengikuti perjalanan kakaknya, Gibran, yang tak berselang lama setelah terjun ke politik, langsung terpilih sebagai Wali Kota Solo. Juga, mengikuti jejak kakak iparnya, Bobby Nasution yang suami Kahiyang Ayu, berpolitik dan terpilih menjadi Wali Kota Medan, Sumatera Utara.
Jalan Tuhan memang kadang tak terduga, demikian pula dengan perjalanan politik trah Jokowi ini. Setelah berbagai kemudahan yang didapat oleh Jokowi, Gibran dan kakak iparnya, Kaesang Pangarep kini mencoba mengayun aura keberuntungannya.
Mungkin Jokowi, Gibran atau Bobby Nasution tidak pernah secara langsung "menginstruksikan" Kaesang Pangarep untuk segera terjun ke politik. Itu juga yang dikemukakan oleh Jokowi ketika putra bungsunya tersebut mengajaknya berdiskusi dan menyatakan keinginannya untuk terjun ke politik. Jokowi mengaku terkaget-kaget. Kaesang, yang kerap diselorohinya sebagai selengean, serius ingin berpolitik.
Keinginan Kaesang pastinya disambut sukacita oleh kalangan dekatnya, tak terkecuali dari orang-orang partai. Beberapa pimpinan partai sudah langsung mendekatinya. Tak terkecuali dari partai besar seperti PDIP dan PPP.
Tidak mengejutkan jika Kaesang Pangarep kemungkinan besar memilih PDIP sebagai pelabuhan politiknya. Seorang pengamat menyatakan, mestinya Kaesang lebih bersikap berani dalam menentukan parpol pilihannya. Golkar, katanya, lebih dari layak sebagai tempat Kaesang belajar berpolitik.
Jika pada akhirnya Kaesang Pangarep memilih PDIP, itu juga tidak keliru. Bagaimanapun juga PDIP yang konsisten mendukung Jokowi dan Gibran menjadi pemimpin. Faktor dukungan PDIP yang konsisten terhadap Jokowi dan Gibran itu yang membuat Kaesang Pangarep seperti wajib untuk menjadikan PDIP dalam daftar priritas partai pilihannya.