Airlangga Hartarto, capres dari Partai Golkar, besar pula kemungkinannya dideklarasikan sebagai capres dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang dibentuknya bersama PAN dan PPP. Kemitraan Golkar, PAN dan PPP di KIB sudah jauh melampaui PT 20%.
Meski sudah bisa mengusung capres dan cawapres sendiri, PDIP disebut-sebut masih mencari partai lain untuk diajak berkoalisi. Partai moncong banteng ini tampaknya tidak mau bermain sendirian.
Ingin bermain lebih ramai juga menjadi pilihan bagi KIB dan KIR. Para ketua dan elit partai Golkar, PAN, PPP serta Gerindra dan PKB masif menggelar safari politik, menjalin komunikasi dengan partai-partai lain.
Dari tiga partai parlemen tersisa, Demokrat dan PKS yang tampaknya menjadi sasaran untuk ditarik bergabung dalam kemitraan dengan PDIP atau KIB dan KIR. NasDem sudah pasti tidak mungkin diajak berkoalisi. NasDem sudah menentukan bakal calon presidennya sendiri, yakni Anies Rasyid Baswedan.
Namun, kepastian Anies untuk dapat bertarung di Pilpres 2024 masih sangat tergantung pada bantuan dari Demokrat dan PKS. NasDem tak mungkin mengajukan Anies kalau tidak berkoalisi dengan Demokrat dan PKS, sehingga akumulasi perolehan suara mereka mencapai ambang batas pengajuan capres dan cawapres.
Jika Koalisi Perubahan yang diwacanakan NasDem, Demokrat dan PKS tidak terwujud, otomatis gugur pula status bakal calon presiden (bacapres) yang saat ini disandang Anies. Sebab, satu saja di antara Demokrat dan PKS memutuskan tidak jadi bergabung dengan NasDem, dan memilih opsi lain, Koalisi Perubahan tidak bisa dibentuk...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H