Shalat merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan umat Islam. Karena shalat berpotensi mejauhkan seseorang dari kejelakan dan kemungkaran. Demikian ini didapati ketika shalat sudah sesuai standar. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan mendasar Kiai Hasani (salah satu Masyaikh Sidogiri) begitu memberikan perhatian terhadap shalat Santri.Â
Perhatian itu ditunjukkan dengan kontrol penuh yang dilakukan beliau terhadap Santri yang berjamaah di masjid. Kiai Hasani sangat tidak suka bila tempat ibadah bercampur dengan hal-hal yang dapat merusak ketundukan kepada Allah.Â
Pernah suatu ketika beliau mendapati masjid gaduh tak terkendalikan saat melaksanakan salah satu kegitan rutin. Sontak hal tersebut membuat kiai Hasani yang berada di dalem marah lalu keluar dengan membawa pedang. Kejadian itu membuat banyak dari para santri berhambur keluar masjid.
Inilah sikap beliau terhadap perilaku santrinya ketika mendapati ada kemungkaran yang dilakukan oleh santrinya. bagaimana jika yang berada di masjid itu orang kafir lalu mereka menjadikannya sebagai kendang kuda sebagaimana yang terjadi pada masa Imam bonjol. Sudah barang tentu tidak bisa kita bayangkan bagaimana kemarahan Imam Bonjol kala itu.
Ini menunjukkan bahwa beliau fanatik!
Ya fanatik, lebih tepatnya fanatik beragama yang akan mendorong seseorang menghormati prinsip orang lain. Tanpa rasa fanatik ini seorang tak akan mengindahkan kesakralan agama orang lain. Apa akibatnya? Terjadilah penghinaan terhadap agama yang tentunya tidaklah dikehendaki.Â
Apa yang terjadi saat ini kemungkinan besar merupakan imbas dari hilangnya sensitivitas terhadap agama atau yang seringkali disebut dengan fanatik. Hal ini dapat dilihat dari sunah-sunah dan kewajiban yang mulai banyak dilalaikan umat Islam sendiri. Hal ini diperparah dengan banyaknya umat Islam yang jatuh pada kubangan pemikiran yang berlawanan dengan prinsip ajaran yang mereka yakini.Â
Padahal kefanatikan beragama meniscayakan hal itu dengan artian kefanatikan terhadap agama bukanlah tentang mereka yang menolak perbedaan dan membuat jebakan terhadap orang lain disinyalir tidak sejalan dengan pemikirannya.
Fanatik adalah hal penting untuk di terapkan dalam kehidupan itupun tidak tertentu pada umat Islam saja. Bahkan orang-orang baratpun yang seringkali menuding umat Islam sebagi seorang fanatisme buta ternyata mereka juga memiliki kecenderungan yang sama dalam memegang prinsip mereka, dengan artian mereka juga memilki rasa fanatik.Â
Tidak perlu jauh-jauh untuk berkaca cukup jadikan tragedi Prancis sebagai contoh. Sebagai penganut ideologi sekularisme Negara prancis meniscayakan kebebasan dalam berbicara, menulis, dan berfikir . Prinsip yang mereka bawa semakin menguak adanya ketika terjadi tragedi pembunuhan yang rame dibincangkan. Yaitu pembunuhan terhadap guru penayang kartun nabi Muhammad.Â
Kejadian ini memebuat presiden prancis naik pitam dia mengatakan "Saya akan selalu membela di negara saya kebebasan untuk berbicara, menulis, berpikir, menggambar," disini kita lihat bagaimana mereka sebagai penganut ideologi sekularisme ternyata juga meimilki rasa fanatik bahkan rasa fanatisme mereka cenderung sangat buta jika kita lihat. Bagaimana tidak! Kebebasan pendapat yang mereka gaungkan sama sekali tidak mepertimbangkan bahwa orang lain juga memilki pendapat yang layak dihormati.