Mohon tunggu...
Jafar Muhammad
Jafar Muhammad Mohon Tunggu... -

Lahir di Bulukumba, Salah satu kabupaten di Ujung Selatan Pulau Sulawesi di Sulawesi Selatan,... Menghabiskan masa kecil di kampung Terang Terang, Bulukumba, sampai tamat SMA,... lalu lanjut Kuliah dan kerja di Jakarta,... Pernah tinggal dan berkarier di Shanghai, China dan sementara ini berdomisili di Kuala Lumpur, Malaysia...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Membuka Ladang Amal "PEDULI"

24 September 2011   09:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : http://mysstours.wordpress.com/2011/09/18/membuka-ladang-amal-peduli/ *) Sebuah penjelasan akan latar belakang pendirian Forum Peduli Bumi Panrita Lopi (PBPL) Oleh Muhammad Jafar Berawal dari pengalaman saya, dari perjalanan karier pekerjaan di dalam negeri, yang disertai perjalanan dinas ke beberapa daerah di jawa, sumatera dan sulawesi, yang kemudian diikuti dengan beberapa misi keluar negeri dengan perjalanan ke beberapa negara di dunia. Khususnya kunjungan beberapa kali ke negara di kawasan asia pasifik seperti Malaysia, Singapore, Thailand, Australia, Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, India dan China, serta beberapa negara eropa seperti Perancis, Austria dan Italy. Di dalam negeri, Saya melihat potensi besar berupa sumber daya alam dan manusia dari Bumi Pertiwi, yang tersebar disegenap pelosok negeri. Yang menurut penulis tak perlu lagi saya sebutkan rinciannya, karena sudah banyak tulisan serupa yang memaparkannya. Dari luar negeri, Saya melihat beberapa kemajuan yang sangat pesat bila di bandingkan dengan kondisi dan keadaan masyarakat Bumi pertiwi, Indonesia raya. Saya selalu di hampiri pertanyaan pertanyaan menggelitik seperti "Kenapa indonesia belum bisa maju seperti halnya negara negara lain di dunia yang pernah saya kunjungi tersebut ?", "Kenapa Indonesia yang memproklamirkan kemerdekaanya di 17 agustus 1945 malah membiarkan Bumi Pertiwi ini lebih terbelakang dari negara negara di kawasan asia pacific yang konon sebagian diantaranya merdeka setelah 1945 ?", "Kenapa potensi sumber daya alam, jumlah sumberdaya manusia yang besar dan berbagai limpahan karunia lainnya belum mampu termanfaatkan maksimal buat kepentingan anak anak Bumi Pertiwi ?". Pertanyaan pertanyaan sejenis selalu timbul dalam benak saya terutama di saat melihat kemajuan kemajuan baru di negara yang saya kunjungi,... Dari situlah awal munculnya tekad saya dalam hati untuk suatu saat berkontribusi, walaupun sangat kecil, dalam memberikan idea idea konstruktif dalam pembangunan bangsa dan negeri ini. Didorong dengan kepindahan domisili saya ke shanghai, china selama dua tahun (februari 2009- mei 2011), dimana semakin terbuka luas wawasan saya tentang dunia luar, asia pacific dan china khususnya yang bukan hanya sebagai salah satu pusat ekonomi kawasan ini, tapi malah sebagai salah satu pusat ekonomi dunia yang disegani dalam beberapa tahun terakhir ini. Dan perpindahan domisili saya yang terakhir ini (awal mei 2011) ke Kuala lumpur, Malaysia disertai akumulasi pertanyaan pertanyaan menggelitik serta beberapa pengalaman langsung di atas semakin mengkristalkan tekad "gregetan" dan keberanian saya untuk memulai sesuatu dalam membagikan pengalaman dan pengetahuan kecil yang saya punyai. Akhirnya pada tanggal 1 agustus 2011, bertepatan dengan 1 ramadhan 1432H, saya memberanikan diri untuk menyatakan resminya sebuah forum diskusi "Peduli bumi panrita lopi" di facebook, sebagai sebuah jejaring sosial yang sedang digandrungi masyarakat terutama generasi muda. Walaupun sebenarnya sudah ada beberapa anggota yang sudah jadi anggota sebelum tanggal resmi tersebut. Pemilihan Facebook ini sesuai dengan target pencerahan saya yang ingin lebih banyak melibatkan orang orang berjiwa muda, karena mereka adalah tulang punngung kemajuan bangsa ke depannya. Nama "PEDULI BUMI PANRITA LOPI" sendiri saya hanya bagi atas dua makna, yaitu "PEDULI" dan "BUMI PANRITA LOPI". Kata "PEDULI" saya gunakan untuk menyamakan maksud dalam berdiskusi untuk menggalang kepedulian dalam artian positif dan konstruktif. Karena menurutku terlepas dari segenap potensi SDA dan SDM besar yang dimiliki bangsa ini, bertebarnya pakar/propessional handal anak bangsa ini yang tak perlu di pertanyakan lagi kualitas dan kemampuannya, yang tersebar dan diakui dari dalam maupun luar negeri, menurut penulis salah satu yang hilang dari kepribadian sebagian besar anak anak bangsa ini adalah KEPEDULIAN akan sesama anak bangsa, KEPEDULIAN akan arah pembangunan jangka panjang bangsa ini, KEPEDULIAN untuk mengangkat kepentingan Nasional diatas kepentingan Kelompok/Suku ataupun Golongan tertentu, KEPEDULIAN untuk mendorong lahirnya ide ide konstruktif dibandingkan dengan tajamnya sorotan sorotan negatif akan pelaksanaan pembanguanan oleh rezim pemerintah saat ini, dsb, ... Sedangkan kata "BUMI PANRITA LOPI"  hanya saya pakai sebagai julukan buat BULUKUMBA, kampung kelahiran saya. Sebuah kabupaten kecil di Ujung Selatan dari Sulawesi Selatan di pulau Sulawesi, yang sering saya plesetkan jadi "SOLO"wesi Selatan, untuk mencaplok kepopuleran kota SOLO di jawa tengah, mengingat tak begitu dikenalnya kampung halaman saya ini di level nasional..:) Walaupun sebenarnya kalau di terjemahkan secara luas dalam bahasa Indonesia, Bumi Panrita Lopi berarti Tempat Kelahiran para pakar pakar pembuat perahu, yaitu PERAHU PINISI. Seperti diketahui bahwa dari bulukumbalah, lahirnya perahu phinisi yang terkenal itu, termasuk salah satunya Phinisi Nusantara yang pernah menapaktilasi kepopulerannya dari penjalanan Indonesia- Vancouver, Kanada. Dan kata ini pula yang saya gunakan awalnya untuk membatasi ruang lingkup dan topik diskusi yaitu untuk mengangkat, menganalisa dan mencoba mencari solusi alternatif yang kreatif buat mengatasi isu isu lokal pembangunan di Bulukumba. Tentunya, sekali lagi saya tekankan bahwa saya mengharapkan semua diskusi berlangsung secara konstruktif, arif dan bijaksana sesuai dengan aturan main forum yang diperkenalkan. Karena saya yakin dan percaya bahwa semua kita sepakat berdiskusi dan berbuat untuk kemajuan bersama kedepan, bukan untuk tujuan dan maksud yang lain,... Saya juga yakin banyak putra putri bulukumba lainnya yang punya kapasitas, pengalaman dan pengetahuan jauh melebihi pengetahuan saya yang minim dan dangkal ini, ... Dan sudah saatnya kita saling berbagi semua itu, Karena saya yakin dan percaya dengan cara demikian Indonesia, khususnya bulukumba akan mampu menuju sebuah masyarakat maju dan modern jauh melebihi negara manapun didunia ini mengingat segenap potensi dan kelebihan alam yang dikaruniakanNYA,... Saatnya bertindak dengan semangat perbaikan, ... Semoga ini menjadi salah satu ladang amal kita dan bekal menemui Sang Khalid kelak untuk mempertanggungjawabkan amanah "BUMI PERTIWI" yang dititipkan buat generasi anak cucu kita, ... Semoga kedepannya, semuanya akan baik baik saja,... Amin ya Rabb' ul Alamin,... Wassalam Jafar - founder of PBPL (Peduli Bumi Panrita Lopi) and PBP (Peduli Bumi Pertiwi) * ditulis di atas awan dalam pesawat perjalan balik Italy --> Amsterdam --> Kualalumpur, dalam rangka mensyukuri tercapainya jumlah anggota PBPL = 500, dan Semoga tercapai target 1000 anggota sebelum 2012,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun