Mohon tunggu...
Jafar G Bua
Jafar G Bua Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Photo Journalist CNN Indonesia, salah satu stasiun televisi yang menjadi bagian dari CT Corp dan CNN International. Saat ini bekerja dan berdomisili di Pulau Sulawesi, namun ingin berkelana ke seluruh pelosok Nusantara Jaya. Semua tulisan di microsite ini dapat dikutip sepanjang menyebutkan sumbernya, sebab ini semua adalah karya cipta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ritual Pengobatan dengan Injak Bara Api

14 April 2010   08:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:48 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

UNTUK mengusir roh-roh jahat,  masyarakat Sulawesi Tengah kerap menggelar ritual balia tampilangi dengan menginjak-injak bara api tempurung yang masih menyala. Aksi ini merupakan ritual masyarakat adat Suku Kaili yang bermukim di wilayah Palu, Donggala dan Parigi, Sulawesi tengah. Ritual ini biasanya ditujukan untuk pengobatan. Dengan hanya diiringi tabuhan gendang dan lantunan lagu pujian pada Tuhan  para penari yang terdiri dari lelaki dan perempuan  paruh baya itu memulai aksinya. Ritual ini oleh masyarakat adat Kaili di Parigi disebut balia tampilangi. Meski terlihat mudah, namun tidak sembarang orang bisa menjadi penarinya. Para penari dalam ritual adatnya hanyalah mereka keturunan dari penari balia sebelumnya. Ritual balia dilakukan untuk mengusir roh jahat  yang mengganggu manusia. Pada praktiknya juga ditujukkan untuk penyembuhan penyakit tertentu. Awalnya  sejumlah  penari mulai mengikuti irama gendang yang ditabuh oleh tiga orang pria. Tarian itu dilakukan sambil berjalan melingkar dan juga mengayun-ayunkan parang sambil memotong batang dan daun pisang yang diletakkan di tengah-tengah lingkaran penari. Setumpuk batok kelapa yang sudah dibakar dan menjadi arang yang menyala lalu diinjak-injak oleh tujuh penari tua itu. Ritual menginjak-injak bara api diyakini bisa mengusir roh jahat yang mengganggu manusia. Sebelumnya, tujuh penari ini menari hingga kesurupan kemudian menginjak-injak bara api hingga berulang-ulang. Anehnya, meski menginjak bara panas, telapak kaki mereka tidak terlihat melepuh atau terbakar. Luar biasa. Sebelumnya, ritual balia ini hanya dilakukan oleh kalangan bangsawan Suku Kaili, suku terbesar di Sulawesi Tengah. Namun dalam perkembangannya ritual ini kian meluas. Sekarang masyarakat umum pun, utamanya suku Kaili di Palu, Donggala dan Parigi kerap menggelar ritual ini. Jika belum pernah melihat ritual balia tampilangi, berikut link videonya yang dapat didownload langsung: http://www.ziddu.com/download/9441902/Balia-4.mp4.html Foto: Jafar G Bua/Kompasianer/2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun