Mohon tunggu...
Jafar G Bua
Jafar G Bua Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Photo Journalist CNN Indonesia, salah satu stasiun televisi yang menjadi bagian dari CT Corp dan CNN International. Saat ini bekerja dan berdomisili di Pulau Sulawesi, namun ingin berkelana ke seluruh pelosok Nusantara Jaya. Semua tulisan di microsite ini dapat dikutip sepanjang menyebutkan sumbernya, sebab ini semua adalah karya cipta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menanti Cemas Gempa Bumi Dahsyat di Sulawesi

5 Juni 2017   11:01 Diperbarui: 5 Juni 2017   11:51 2593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patahan di jalan provinsi di kawasan Dongidongi, Taman Nasional Lore Lindu akibat Gempabumi Poso, Senin, 29 Mei 2017. (Foto: Mohammad Jafar Bua)

Malam ketiga Ramadhan 1438 Hijriyah bertepatan dengan 27 Mei 2017, sekira pukul 22.35 Waktu Indonesia Tengah, warga Kota Poso dan hampir sebagian besar warga Sulawesi Tengah merasakan guncangan hebat. Sumbernya adalah gempabumi tektonik berkekuatan 6,6 Skala Richter. Pusat gempa berada 40 kilometer arah barat laut Kota Poso.

Koordinator Badan Metrologi, Klimatologi dam Geofisika Palu, Petrus Demo Sili menyatakan bahwa gempa tektonik itu akibat pergerakan sesar aktif Palolo Graben. Lelaki yang aktif berkomunikasi dengan media tersebut menjelaskan bahwa Sesar Palolo Graben ini memanjang sekira 70 kilometer membentuk Lembah Palolo dan Lembah Sopu.

Petrus merujuk penelitian ahli gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Mudrik Rahmawan Daryono. Ahli gempa ini dalam disertasinya tentang "Paleoseismologi Tropis Indonesia" menyebutkan Palolo Graben di barat laut berpotongan dengan Sesar Palu-Koro, sedangkan di batas tenggara menghilang di Lembah Napu.

Pergerakan Palolo Graben pada 1977 mengakibatkan gempabumi berkekuatan 5,1 SR. Mudrik menyimpulkan bahwa dari panjang sesar, maka kekuatan guncangan gempa maksimal memang sekira 6 SR.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mencatat bahwa Sesar ini aktif dan beberapa kali terjadi gempa yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan seperti pada 1995, 2005, dan 2012. Pada kejadian gempa 2012 dengan kekuatan 6,2 SR mengakibatkan 5 orang meninggal dunia, 94 orang luka-luka dan 1.626 rumah rusak.

Sulawesi Tengah seperti diketahui punya Sesar Palu Koro. Sesar ini adalah sesar darat terpanjang kedua di Indonesia setelah sesar besar Sumatera. Pulau Sulawesi memang terbentuk dari tumbukan tiga lempeng besar, yakni Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

Dalam Peta Sumber Gempa Nasional terbaru yang disusun Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) tahun 2017, ada 48 sesar atau sumber gempa di Pulau Sulawesi. Padahal, dalam peta gempa 2010, di Sulawesi teridentifikasi 12 sumber gempa.

"Sebagian sesar melintas di kota padat. Berdasarkan ancamannya, yang perlu dikhawatirkan adalah Kota Palu yang dilalui Sesar Palu-Koro di segmen Palu dan segmen Saluki. Selain itu, Kota Soroako dilalui Sesar Matano, terutama segmen Pamsoa dan segmen Ballawai. Sementara Kota Poso dilalui sesar naik Tokararu," kata Mudrik seperti dilansir Kompas, 31 Mei 2017.

Dari penjelasan Mudrik itu dapat dikira seberapa besar potensi gempabumi di wilayah pulau berbentuk huruf K ini.

Adapun bagi masyarakat Sulawesi Tengah, pergerakan Sesar Palu Korolah yang mesti lebih dikhawatirkan di banding lainnya. Sesar Palu-Koro membelah Pulau Sulawesi dari Teluk Palu ke Teluk Bone. Ini adalah sesar aktif. Meski sejumlah peneliti mengelompokkan Sesar Palu Koro sebagai sesar dengan pergeseran tinggi dan kegempaan rendah.

Itulah yang menurut Mudrik mesti diwaspadai. Sebab, pertama gerakan lempeng di zona sesar bersifat merayap sehingga gaya tektonik tak tertahan jadi gempa. Kedua, gaya tektonik tersimpan, berpotensi jadi gempa besar dengan periode keberulangan lama. Pada 1909 Sulawesi Tengah diguncang gempabumi akibat pergerakan sesar ini. Seorang geolog Belanda, E.G Abendanon yang melakukan penelitian di Sulawesi Tengah mencatat bahwa gempa ini sejumlah desa di Sulawesi Tengah. Bukan tak mungkin ini terulang kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun