Palu - Rendahnya Angka Partisipasi Kasar usia sekolah 15-21 tahun di Sulawesi Tengah membuat prihatin Ibu Gubernur Sulteng, Zalzulmida Aladin Djanggola. Pegiat perempuan yang juga Ketua Komisi IV, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulteng ini menilai bila hal ini tidak segera ditangani akan berdampak buruk pada kondisi sosial ekonomi saat wilayah ini mengalami bonus demografi pada 2028.
Untuk itu, Zalzulmida menggagas program Gerakan Kembali ke Sekolah 1000 Anak Harapan Bangsa untuk anak-anak putus sekolah agar nantinya mereka dapat tersebar ke dunia kerja. Nantinya anak-anak putus sekolah itu akan disekolahkan di sekolah-sekolah menengah kejuruan.
“Saat ini, meski secara nasional program ini belum dilaunching oleh Menteri Pendidikan, namun kami telah berinisiatif membentuk Satuan Tugas GKS. Saat ini mereka sudah bergerak di lapangan dan sudah berhasil menjaring 200 dari 6000-an anak putus sekolah berusia 15-21 di 6 wilayah Kabupaten di Sulteng,” sebut Zalzulmida, Selasa, 24 Januari 2017 saat Rapa Koordinasis Persiapan Pencanangan GKS 1000 AHB di Ruang Polibu, Kantor Gubernur Sulawesi Tengah.
Zalzulmida yakin dalam 6 bulan selanjutnya target 1000 anak bisa dicapai atau tepatnya saat tahun ajaran baru yang dimulai pada Juli nanti yang mencakup 13 wilayah kabupaten/kota.
Assisten Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Moh. Arif Latjuba yang mewakili Gubernur Sulteng Longki Djanggola pada Rakor itu menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi sangat apresiatif atas program tersebut.
“Kita akan berupaya keras agar bagaimana anak putus sekolah bisa bersekolah kembali bukan di SMU tapi di SMK,” kata Arif Latjuba.
Program ini menggandeng sejumlah organisasi perangkat daerah, yakni Dinas Kesehatan, Dinas Nakertrans, Dinas Perindustrian, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H