Mohon tunggu...
Jafar G Bua
Jafar G Bua Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Photo Journalist CNN Indonesia, salah satu stasiun televisi yang menjadi bagian dari CT Corp dan CNN International. Saat ini bekerja dan berdomisili di Pulau Sulawesi, namun ingin berkelana ke seluruh pelosok Nusantara Jaya. Semua tulisan di microsite ini dapat dikutip sepanjang menyebutkan sumbernya, sebab ini semua adalah karya cipta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Beko, Kuliner Khas Lembah Megalit

9 Januari 2010   03:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:33 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_50867" align="alignleft" width="300" caption="Foto"][/caption]

WILAYAH nusantara menyimpan banyak kekayaan kuliner yang khas dan unik. Kali ini, kita akan menyicipi Beko, kuliner khas di Lembah Besoa. Kuliner khas terbuat dari pisang sepatu muda yang dimasak dengan daging sapi.

Bahan-bahan untuk membuat Beko sangat sederhana. Ada pisang sepatu muda ditambah bumbu daun sereh, kemangi, daun jeruk, garam dan cabe rawit hijau yang ditumbuk halus lalu daging sapi.

Mula-mula daging sapi diiris dadu, seperti membuat sate. Sementara itu air dengan ukuran secukupnya sudah didihkan di atas wajan. Setelah mendidih barulah dimasukkan daging sapi tadi. Lalu pisang sepatu yang masih muda tadi diiris kecil-kecil.

Setelah air mendidih daging sapi dimasukkan, lalu setelah daging dirasa sudah setengah matang seluruh bumbunya dimasukkan mulai dari cabe rawit, batang sereh yang sudah dimemarkan, daun jeruk, lalu kemangi.

Tunggu beberapa menit kemudian, beko sudah masak. Siap untuk dihidangkang. Aroma daun jeruk, sereh dan kemangi bercampur menjadikan beko wangi.

Subarkah, salah seorang warga dari Palu, Sulawesi Tengah yang datang menelusuri jalur trekking di lembah Besoa mengaku masakan ini enak.

“Memang enak. Asli. Benar-benar pedas rasanya. Dan makin enak karena ada pisangnya,” aku Subarkah.

Elisabeth Poba’a (40), warga Besoa, yang biasa memasak beko pada saat pesta perkawinan mengaku makanan ini tidak ada di daerah lain. Makanan ini memang khas daerah setempat.

“Ini memang saya rasa tidak ada di daerah lain. Ini bisa langsung di makan dengan pisang, bisa juga dengan nasi. Tergantung selera,” kata Elisabeth.

Jika suatu saat anda ke Lembah Besoa, sempatkanlah menyicipi makanan ini. Asal tahu saja, makanan ini hanya ada saat pesta perkawina atau hajatan besar lainnya. Tapi jika penasaran menyicipinya, mintalah tolong pada warga setempat untuk membuatkannya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun