Mohon tunggu...
Jafar Al Irfan
Jafar Al Irfan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Gegap Gempita Thrifting di Kalangan Remaja

12 Januari 2022   19:59 Diperbarui: 12 Januari 2022   20:07 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash


Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Pakaian berguna sebagai penutup tubuh atau pelindung tubuh dari berbagai gangguan seperti kotoran dan udara dingin selain itu pakaian juga menjadi sebuah penunjang penampilan bagi setiap orang. Selain menjadi penunjang penampilan pakaian dikalangan remaja dapat juga menjadi sebuah cara dalam mengekpresikan hidupnya, mereka melakukannya dengan berbagai cara dalam mendapatkannya dengan membeli pakaian baru atau dengan cara ngawul atau Thrifting.

Belakangan ini ramai diperbincangkan di media social mengenai Ngawul, thriftshop, atau thrifting. Apa arti dari thrift shoping, thrifting? Thrift shopping adalah mencari membeli atau menjual barang bekas yang memiliki kondisi masih bagus, biasannya barang barang bekas yang dijual merupakan barang barang impor yang pasarannya terbatas atau tidak pasaran. 

Kegiatan ini dilakukan dengan cara pergi ke pasar atau melalui media social. Secara harfiah thrifting berasal dari Bahasa Inggris dari kata thrift yang berarti sebuah kegiatan dalam meminimalisir pengeluaran atau dengan kata lain penghematan keuangan sedangkan shopping merupakan kegiatan dalam membeli barang. Jadi thrift shopping adalah kegiatan membeli barang dengan cara menghemat pengeluaran dalam berbelanja. Pada beberapa bulan belakang thrift menjadi sebuah tren Fashion di kalangan remaja di Indonesia.

Dalam sejarah perkembangan Thrifting ini memiliki sebuah sejarah Panjang. Budaya ini dimulai pada abad ke 18 sampai awal abad ke 19 pada masa tersebut terjadi sebuah revolusi industry pada pembuatan pakaian sehingga memungkinkan mendapatkan pakaian dengan harga yang murah dan merubah cara pandang masyarakat terhadap pakaian menjadi disposable ( Sekali pakai) sehingga membuat limbah pakaian meningkat. 

Pada tahun 1920an terjadi Krisis ekonomi di Amerika Serikat sehingga membuat warganya kehilangan pekerjaan hal ini berpengaruh terhadap cara masyarakat dalam membeli pakaian. Era emas thrifting sendiri berada pada era 90an era ini juga menjadi sebuah era keemasan dari vokalis band Nirvana yaitu kurt Cobain dengan gaya hidup Grunge nya, hal ini menjadi sebuah trend fashion bagi para penggemarnya yang tersebar di seluruh dunia. 

Thriftting, seiring perkembangannya juga menimbulkan beberapa pengaruh positif maupun negative, pengaruh positif dari semaraknya trend thrifting ini adalah dapat menghemat pengeluaran dalam berbelanja selain itu thrifting juga dapat mengurangi limbah dari tektil ini sendiri mengingat limbah tekstil termasuk limbah yang susah untuk di uraikan, meski banyak hal positif yang dapat diambil dari kegiatan ini namun ada juga pengaruh negative dari kegiatan. 

Trend fashion thrift merupakan salah satu tren yang mengesampingkan ke higenisan, pakaian thrift ini cenderung dapat memunculkan beberapa penyakit kulit karena kita tidak pernah tau siapa pemilik pakaian ini sebelumnya. 

Walaupun banyak minat masyarakat dan dapat dianggap baik bagi lingkungan namun tidak semua bisnis thrift ini legal di Indonesia, hal yang diminati oleh banyak orang ini  ternyata melanggar beberapa aturan dari kementrian perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang larangan impor pakaian bekas karena dianggap berpotensi membahayakan Kesehatan, selain factor Kesehatan Impor pakaian bekas dari luar negeri dianggap dapat berpotensi melemahkan industry pakaian local, selain itu thrifting juga dapat menjadi sebuah perilaku konsumtif bagi remaja karena tuntutan gaya hidup yang tidak sesuai.

Dalam Kaidah ilmu komunikasi terdapat beberapa teori komunikasi mengenai efek dari media massa maupun online salah satunya yaitu teori agenda setting dimana dalam teori ini menjelaskan bahwa media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda public, public akan menilai sesuatu agenda itu penting bila media massa menganggap itu penting. Dalam perkembangan thrift shop juga sudah mulai merambah ke media social sehingga para pelaku thrift shop ini dapat melakukan berbagai iklan untuk mempengaruhi masyarakat untuk membeli pakaian bekas ini sehingga dapat dikaji dengan teori ini.

 Dalam perkembanganya banyak pengaruh pengaruh dalam kegiatan thrifting dari positif hingga negative, dari sisi negative thrifting juga dapat menimbulkan perilaku konsumtif sehingga dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi remaja kedepan, melihat dari pengaruh pengaruh yang ditimbulkan dari kegiatan ini sehingga untuk menghindari perilaku konsumtif ini dengan cara membeli barang barang thrift sesuai dengan yang dibutuhkan dan mari bersikap lebih positif dalam menanggapi perkembangan fashion di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun